Jakarta, KRsumsel.com – Evaluasi penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di tujuh provinsi di Pulau Jawa-Bali menunjukkan tren perkembangan COVID-19 yang fluktuatif, kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito. .
“Dalam menilai kesiapan daerah dalam pembukaan bertahap, kita perlu melihat perkembangan kasus positif, kesembuhan dan kematian, serta tingkat hunian tempat tidur rumah sakit,” kata ketua tim ahli satgas tersebut di Jakarta. pada hari Kamis.
Selain itu, kata dia, pelaporan kinerja kepatuhan masyarakat di tingkat desa oleh petugas di daerah juga perlu menjadi pertimbangan.
Kasus positif selama sepekan terakhir di Jawa-Bali menunjukkan tren penurunan di hampir semua wilayah, kecuali Provinsi Bali, kata Adisasmito.
“Bali masih mengalami peningkatan kasus positif selama tiga hari terakhir,” imbuhnya.
Sementara DKI Jakarta dan Yogyakarta masih menunjukkan penurunan kesembuhan pasien terkonfirmasi Covid-19, ungkapnya.
Angka kematian menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat karena hampir semua provinsi masih menunjukkan tren peningkatan, kecuali DKI Jakarta, tambahnya.
Jika dilihat dari tingkat hunian tempat tidur, kata Adisasmito, semua provinsi menunjukkan penurunan, kecuali Bali.
“Tingkat hunian tempat tidur di Bali masih menunjukkan peningkatan selama seminggu terakhir,” katanya.
Tingkat hunian tempat tidur (BOR) di rumah sakit rujukan yang merawat pasien COVID-19 di Jawa Barat turun menjadi 79 persen setelah penerapan pembatasan kegiatan masyarakat darurat (PPKM), kata otoritas kesehatan sebelumnya.
Menurut Dinas Kesehatan Jabar, tingkat hunian tempat tidur di rumah sakit rujukan yang merawat pasien virus corona sekitar 79,54 persen pada Minggu (18 Juli 2021), turun dari 90,91 persen yang tercatat pada 2 Juli 2021 sebelum PPKM darurat diterapkan.
“Tingkat hunian tempat tidur rumah sakit secara konsisten menurun sejak PPKM darurat diterapkan (3 Juli 2021). Kabar baik ini harus dibarengi dengan peningkatan kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan, sehingga BOR terus menurun. sampai (mencapai) 30 persen, sama seperti sebelum Idul Fitri,” kata Kepala Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Barat, Daud Achmad, di Bandung, Senin.
Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, penurunan BOR tidak terlepas dari upaya pemerintah menyediakan ruang isolasi, menambah jumlah tempat tidur di rumah sakit, dan membangun fasilitas kesehatan. (Anjas)