BPPT Mendukung Penelitian Lebih Lanjut Tentang Eksplorasi Mineral Laut Dalam

oleh
Screenshot_2021-07-23-08-25-05-61

Jakarta, KRsumsel.com – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mendukung peningkatan penelitian pemetaan potensi eksplorasi mineral laut dalam.

“Ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk dapat mengkaji secara komprehensif potensi sumber daya laut dalam, termasuk deposit mineral yang belum banyak dilakukan di Indonesia,” kata Kepala BPPT, Hammam Riza, dalam webinar di ‘ Eksplorasi Mineral Laut Dalam di Indonesia: Potensi, Kebijakan, Tantangan, dan Teknologi’ di sini, Kamis.

Meskipun potensi eksplorasi mineral laut dalam di Indonesia telah teridentifikasi, namun belum banyak penelitian yang dilakukan mengenai hal tersebut di Indonesia, kata Riza. Ini adalah tantangan bersama — untuk dapat menciptakan ekosistem penelitian dan inovasi yang komprehensif dari kajian tentang potensi sumber daya laut dalam dan komersialisasinya, tambahnya.

Sinergi antara akademisi atau pelaku penelitian, dunia usaha, dan pemerintah perlu diperkuat untuk membangun ekosistem berbasis pengetahuan yang mendukung eksplorasi dan pemanfaatan mineral laut dalam, katanya.

Konsorsium Riset Kelautan yang telah digagas oleh 15 kementerian dan lembaga serta perguruan tinggi, dapat menjadi langkah awal untuk membentuk ekosistem riset dan inovasi kelautan yang lebih kuat, ujarnya.

Lembaga penelitian pemerintah yang memiliki infrastruktur penelitian dan inovasi yang cukup kuat dapat digunakan bersama dalam konsorsium, saran Riza. Sementara itu, perguruan tinggi akan memiliki peran besar dalam membantu memperkuat kualitas penelitian dan inovasi, tambahnya.

Dengan hadirnya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang mengarahkan dan mensinergikan penyusunan rencana, program, anggaran, dan sumber daya iptek untuk penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan, ekosistem penelitian laut dalam di masa depan diharapkan berjalan lebih baik, kata Riza.

Saat ini, tiga jenis deposit mineral laut dalam telah teridentifikasi dan menjadi target utama eksplorasi untuk melangkah ke tahap eksploitasi, ujarnya.

Tiga jenis endapan mineral adalah Sea Floor Massive Sulphide (SMS) dan Hydrothermal Vein, yang dapat ditemukan di pegunungan tengah samudra dan di busur belakang; Nodul Polimetalik, yang terletak di dataran abyssal; dan, kerak kobalt, yang dapat ditemukan di gunung bawah laut, katanya.

Dengan bantuan armada kapal penelitian Baruna Jaya , BPPT telah beberapa kali terlibat dalam survei ilmiah dengan kementerian atau lembaga mitra dalam dan luar negeri untuk mengetahui potensi mineral laut dalam, tambahnya.

Riza mencontohkan penelitian laut dalam yang dilakukan pada 2010 lalu. Ia mengatakan penelitian tersebut merupakan bagian dari kerjasama antara Indonesia dan Amerika Serikat dalam kerangka Indonesia-USA Exploration for Sangihe Talaud Program, atau INDEX SATAL 2010.

Penelitian dilakukan dari tanggal 6 Juli – 9 Agustus 2010 menggunakan Baruna Jaya IV, ujarnya. Dalam kerjasama tersebut, penelitian dilakukan di beberapa wilayah yang terkait dengan laut dalam di Perairan Sangihe dan Talaud.

Kemudian, peneliti menggunakan kapal Okeanos Explorer milik NOAA, Amerika Serikat, berhasil menemukan area Hydrothermal Vent, kata Riza.

Sebelumnya, survei BANDAMIN dan Teluk Bone yang dilakukan pada tahun 2000 hingga 2001 menggunakan kapal penelitian Baruna Jaya III juga berhasil menunjukkan adanya mineral laut berupa bintil mangan di Laut Banda dan potensi mineral emas di Teluk Bone, kata Riza. .

Ini semua menunjukkan potensi mineral laut dalam yang terdapat di perairan Indonesia, tambahnya.(Anjas)