Indrawati Menyoroti Empat Kendala Pemulihan Ekonomi Global

oleh
Screenshot_2021-07-22-08-24-52-54

Jakarta, Krsumsel.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti empat risiko yang dapat menghambat pemulihan ekonomi global sejak paruh pertama tahun 2021.

“Meskipun ada kinerja yang positif dan sangat baik pada semester pertama tahun 2021, kami melihat ada risiko yang juga muncul pada semester pertama, terutama pada kuartal kedua,” katanya pada konferensi pers KiTA APBN di Jakarta, Rabu. .

Risiko pertama adalah munculnya varian Delta dari virus corona, yang telah meningkatkan kemungkinan pengetatan pembatasan aktivitas publik, menghambat aktivitas normal di banyak negara, tambahnya.

Varian Delta telah memberikan dampak yang luar biasa bagi masyarakat dan perekonomian pada bulan Maret, April dan Mei tahun ini, dan kini varian tersebut telah menyebar ke lebih dari 130 negara, kata Indrawati.

Apalagi kasus varian Delta melonjak di Amerika Serikat (AS) dan Inggris setelah kedua negara menerapkan program vaksinasi besar-besaran, ujarnya.

Risiko berikutnya adalah implementasi program vaksinasi yang tidak merata antar negara dan dalam satu negara, yang menyebabkan perbedaan dalam pengendalian pandemi dan pemulihan ekonomi, kata Indrawati.

Vaksinasi saat ini tidak merata karena beberapa orang belum siap untuk divaksinasi, seperti yang terlihat di beberapa negara bagian di AS, tambahnya. Beberapa komunitas di beberapa negara di Afrika dan Asia bahkan tidak memiliki akses terhadap program tersebut, lanjutnya.

“Akses vaksinasi dan kemampuan penetrasi vaksinasi menimbulkan risiko, karena virus SARS-CoV-2, penyebab COVID-19, akan terus menular dan bermutasi selama penyakit itu tidak ditangani dengan benar,” kata Menkeu.

Selanjutnya, risiko ketiga adalah kenaikan inflasi di atas lima persen dalam dua bulan berturut-turut di AS, atau jauh di atas target inflasi sekitar dua persen, katanya.

Peningkatan tersebut telah mempengaruhi daya beli masyarakat Amerika, terutama pada kelompok menengah ke bawah, dan mengancam pemulihan, serta memunculkan berbagai proyeksi langkah-langkah Federal Reserve (Fed) dalam menanggapi inflasi, tambahnya.

Risiko terakhir adalah gangguan pasokan dan peningkatan inflasi di banyak negara, terutama negara maju, yang mempengaruhi produksi dan meningkatkan biaya produksi, jelasnya.

“Kami melihat berbagai kemungkinan dari sisi suplai dan kenaikan inflasi hingga produksi di seluruh dunia,” ujar Menkeu.(Anjas)