Jakarta, KRsumsel.com – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) mendorong pengembangan usaha mikro di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika NTB karena dinilai potensial membuka lapangan kerja baru, memiliki peluang bisnis prospektif, dan memberikan dampak berantai bagi perekonomian masyarakat sekitar.
Asisten Deputi Pengembangan Rantai Pasok Usaha Mikro KemenkopUKM Sutarmo, dalam keterangannya, Senin, mengatakan akan ada banyak usaha mikro lokal di NTB yang terlibat langsung menunjang potensi kawasan wisata Mandalika.
“Keberadaan DPSP Mandalika juga menjadi pendorong diterapkannya UU Cipta Kerja, terutama peraturan turunan dalam PP Nomor 7 tahun 2021 tentang Kemudahan Berusaha, Pelindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, diperlukan juga adanya kemitraan antara usaha besar dengan koperasi dan UMKM, melalui kerja sama yang dilakukan ITDC selaku BUMN melalui anak perusahaannya Mandalika Grand Prix Association (MGPA).
“Kemitraan dapat berupa kerja sama aspek pemasaran produk UMKM lokal ke pasar domestik dan internasional, dan juga dapat dilakukan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan sehingga pelaku KUMKM dapat membuat desain produk dan mutu produk sesuai standar internasional,” ujar Sutarmo.
ITDC Mandalika sebagai pengembang dan pengelola The Mandalika terus berkomitmen meningkatkan pemberdayaan UMKM di kawasan wisata yang dikelolanya, baik melalui Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL), maupun pelatihan bagi UMKM.
“Antara lain, pelatihan dasar kewirausahaan, pelatihan akuntansi sederhana, dan pelatihan kualitas pelayanan bagi Asosisasi Asongan Mandalika,” imbuh Sutarmo.
Pada kesempatan yang sama, Managing Director The Mandalika Bram Subiandoro mengapresiasi proses pekerjaan proyek Jalan Kawasan Khusus (JKK) di Mandalika, yang diharapkan berefek ganda pada ekonomi di Lombok Tengah, terutama masyarakat desa penyangga di Mandalika.
“Dalam mewujudkan harapan tersebut, The Mandalika juga telah membangun 303 stalls di area Bazaar Mandalika yang diperuntukkan bagi para pelaku UMKM di Lombok Tengah,” ucap Bram.
Bazaar Mandalika dibangun oleh ITDC sebagai sentra ekonomi baru bagi UMKM setempat, dimana UMKM dapat menjual produk dan kulinari lokal bagi wisatawan yang berkunjung ke kawasan The Mandalika. Dibangun dengan mengusung konsep 5C yakni Commerce, Culture, Creativity, Culinary, dan Community.
Bazaar Mandalika terbagi menjadi tiga zona yakni Cultural Zone yang menampilkan kearifan lokal melalui pementasan seni dan budaya, Creative Zone yang menjual suvenir atau cinderamata berupa kerajinan dan produk-produk kreatif lokal, dan Culinary Zone yang menyajikan kuliner lokal, yang akan menjadikan Bazaar Mandalika sebagai kawasan wisata belanja dan kuliner terintegrasi.
Para pelaku usaha mikro yang berjualan di lapak Bazaar Mandalika menyampaikan bahwa mereka sangat senang karena setelah puluhan tahun berjualan, akhirnya bisa mendapatkan tempat yang lebih representatif untuk berjualan karena tempatnya teduh dan tidak perlu berpanas-panasan di pinggir pantai.
Mereka juga berharap pandemi segera berakhir dan wisatawan bisa beramai-ramai segera kembali mengunjungi The Mandalika.
Mereka juga berharap pandemi segera berlalu, sehingga warga setempat yang berhak mengisi stalls di Bazaar Mandalika dapat kembali memulai kegiatan ekonomi mereka.
“Kami juga mengajak warga bersama-sama menjaga kebersihan sarana-prasarana dan fasilitas yang telah disiapkan, guna kenyamanan dan keamanan wisatawan saat berkunjung dan beraktivitas di Bazaar Mandalika,” kata Bram.(Anjas)