Persiapan Pebulutangkis Indonesia Hadapi India Open Saat Puasa

oleh
oleh
e147cf6b-6354-47f5-a11a-fc65eea48ad4_169

Jakarta, KRSUMSEL.com – Beberapa pebulutangkis Indonesia bersiap menghadapi India Open yang digelar pada akhir bulan Ramadhan. Bagaimana persiapannya?

India Open Super 500 akan dihelat di New Delhi, pada 11-16 Mei 2021. Di ajang itu PBSI mengirimkan tiga wakil, yaitu Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, Adnan Maulana/Mychelle Christine Bandaso, dan Sabar Karyaman Gutama/Moh. Reza Pahlewi Isfahani.

Dari keenam pebulutangkis Indonesia tresebut, empat di antaranya merupakan umat muslim yang saat ini tengah menjalani ibadah puasa Ramadhan. Bagaimana hal itu berdampak pada persiapan mereka?

Dr. Vetinly, tim dokter gizi PP PBSI, awalnya memberikan gambaran bahwa tantangan berpuasa di luar negeri adalah durasi yang relatif lebih panjang. Jika di Indonesia sekitar 13 jam, berpuasa di India bisa mencapai 14-15 jam.

Selain durasi masa puasa di India nanti, aktivitas fisik para atlet juga jadi perhatian. Ditambah lagi dengan menu makanan yang perlu penyesuaian.

“Oleh sebab itu jika memang ada jadwal pertandingan sebaiknya atlet yang bersangkutan tidak puasa dahulu. Namun, atlet lain yang tidak memiliki jadwal silakan untuk tetap menjalankan puasa,” kata dr. Vetinly kepada detikSport.

Jika sang atlet hendak berpuasa saat ada jadwal pertandingan, dr. Vetinly menyarankan agar asupan makan ketika sahur maupun berbuka puasa benar-benar diperhatikan. Apalagi jika harus berpuasa di negeri orang.

“Tentu saja selain memperhatikan kecukupan kalori, komposisi makanan yang diasup juga perlu diperhatikan. Sebaiknya dikurangi juga makanan yang tinggi akan lemak jenuh. Perbanyak karbo kompleks, serat dan protein.”

“Atlet juga bisa membawa makanan sendiri bila kesulitan adaptasi menu baru atau bumbu-bumbu agak tajam karena kecukupan kalori tentu harus diutamakan.”

Saran-saran itu juga tak lepas dari besarnya tantangan yang dihadapi pebulutangkis Indonesia pada bulan Ramadhan kali ini. Terlebih, pandemi COVID-19 juga masih tinggi.

“Jadi memang menjaga kecukupan asupan, terutama dimulai sejak sahur. Demikian pula asupan cairan,” dr. Vetinly menegaskan.(mcy/krs)

SUMBER