Menteri Trenggono Mensosialisasikan Inovasi Penerapan KKP Laut Nusantara

oleh
Screenshot_2021-03-27-11-04-04-55

Jakarta, KRsumsel.com – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mensosialisasikan inovasi Kementerian Kelautan dan Perikanan yaitu Laut Nusantara, aplikasi berbasis android yang dapat memudahkan penangkapan ikan di perairan nasional. .

Menteri Trenggono dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu, mensosialisasikan permohonan tersebut antara lain saat melakukan kunjungan kerja ke Kampung Nelayan Maju, Desa Suak Gual, Kabupaten Belitung, Provinsi Babel, 26 Maret 2021.

Ia mengatakan, permohonan ini terus berlanjut hingga dikembangkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Badan Penelitian dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kelautan dan Perikanan, untuk meningkatkan manfaat bagi nelayan Indonesia.

Kehadiran aplikasi ini dimaksudkan sebagai pendorong transformasi budaya tangkap dari “mencari ikan” menjadi “tangkap ikan” melalui pemanfaatan teknologi informasi, ujarnya.

Hanya dalam satu aplikasi, nelayan dapat merencanakan aktivitas penangkapan ikan dengan lebih baik, mulai menentukan sendiri lokasi penangkapan terdekat, memperkirakan kebutuhan bahan bakar, dan memperkirakan harga jual, dengan tetap mempertimbangkan kondisi cuaca dan gelombang saat bekerja di laut.

“Ya, nelayan sudah diajari. Ada Pak Bupati. Pak Kades sudah tau kalau belum ada lamaran untuk Laut Nusantara? Iya harus tahu, ”kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat melakukan kunjungan kerja ke Kampung Nelayan Maju, Desa Suak Gual, Belitung.

Kepala Balai Besar Penelitian Kelautan BRSDM KKP I Nyoman Radiarta mengatakan, aplikasi tersebut menggabungkan data observasi dan pemodelan satelit yang semuanya terintegrasi secara real time , dan setiap hari juga terus diupdate datanya.

Saat ini terdapat pengembangan berupa fitur-fitur baru yang mampu menunjukkan tiga jenis ikan bernilai ekonomis tinggi yaitu tuna sirip kuning, tuna sirip biru, dan tuna albacore. Sebelumnya sudah di aplikasikan di Laut Nusantara yaitu ikan lemuru, tuna bermata besar dan kerang.

Dalam pengembangan aplikasi ini, BRSDM Marine Research and Observation Center bersinergi dengan PT. XL Axiata Tbk. “Meski kami sudah bekerja sama dengan XL Axiata, tapi semua platform bisa menggunakan aplikasi ini,” kata Nyoman.

Hingga saat ini, Laut Nusantara telah diunduh oleh 52 ribu pengguna dan disosialisasikan di 28 wilayah di Indonesia.

Sebelumnya, pengamat kelautan Abdul Halim menyatakan aplikasi aplikasi yang memudahkan berbagai pihak untuk mencari lokasi penangkapan ikan harus bisa disebarluaskan di kalangan nelayan kecil di berbagai daerah.

“Tantangannya bagaimana informasi berbasis aplikasi ini bisa dimanfaatkan oleh nelayan kecil,” kata Halim.

Menurut Direktur Eksekutif Pusat Kajian Kelautan untuk Humaniora, selain implementasi yang meluas, Kementerian Kelautan dan Perikanan juga perlu melakukan program pendampingan minimal 3-6 bulan agar aplikasi berbasis informasi beroperasi dan benar-benar dapat diterapkan pada nelayan kecil.

Ia berpendapat, secara logis, pengembangan aplikasi tersebut dapat digunakan untuk efisiensi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) di laut, serta sejalan dengan prakiraan peta penangkapan ikan yang dilaporkan KKP setiap minggunya.(Anjas)