Kemenag Lebak Optimalkan Tenaga Penyuluh Cegah Ajaran Sesat

oleh
Screenshot_2021-03-16-08-45-01-95

Lebak, KRsumsel.comKementerian Agama Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mengoptimalkan tenaga penyuluh agama untuk mencegah paham ajaran sesat yang mengakibatkan kerusakan tauhid dan moral masyarakat.

“Kita sejauh ini belum menemukan adanya ajaran sesat, seperti yang terjadi di Pandeglang dengan berkembang ajaran hakekok balakasuta,” kata Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Kabupaten Lebak H Baban Bahtiar di Lebak, Selasa.

Kemenag Lebak hingga kini mengoptimalkan tenaga penyuluh agama honorer (PAH) ada  224 orang tersebar di 28 kecamatan dan mereka setiap kecamatan delapan orang juga ditambah tenaga penyuluh fungsional 15 orang berstatus pegawai negeri sipil (PNS).

Mereka para tenaga penyuluh agama itu menyampaikan pembinaan dan penyuluhan setiap saat kepada masyarakat melalui majelis taklim, masjid, pengajian serta peringatan keagamaan dan hari raya.

Pembinaan dan penyuluhan itu dapat melaksanakan kewajiban ajaran Islam yang benar berdasarkan Quran dan Hadist.

Disamping itu juga menyampaikan program-program pemerintah dan toleransi antarumat beragama agar terwujud kedamaian dan toleransi di tengah keanekaragaman perbedaan suku, agama, budaya dan bahasa.

Kemenag Lebak juga bersama-sama dengan Badan Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Keagamaan (Bakor-Pakem), Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB).

“Kami hingga kini belum ditemukan ajaran sesat, karena para penyuluh secara maksimal melakukan bimbingan kepada masyarakat itu,” katanya menjelaskan.

Menurut dia, penyebab berkembangnya ajaran sesat itu karena berbagai faktor antara lain kemiskinan, minimnya pendidikan dan lokasinya di daerah terisolir.

Saat ini, kata dia, Kabupaten Lebak masuk daerah rawan penyebaran aliran sesat dan empat tahun lalu terdapat faham Gafatar.

Namun, pihaknya saat ini sudah tidak ditemukan aliran sesat tersebut setelah optimalnya penyuluhan itu.

“Kami bersama Bakor-pakem, MUI dan FKUB selalu berkoordinasi guna mencegah ajaran sesat,” katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua FKUB Kabupaten Lebak KH Akhmad Khudori mengatakan pihaknya hingga kini kehidupan masyarakat berjalan baik dengan saling toleransi dan menghormati di tengah perbedaan keyakinan.

Bahkan, FKUB setiap bulan menggelar pertemuan guna mensinergikan hubungan baik juga komunikasi sehingga tidak ditemukan ajaran sesat.

“Kami yakin masyarakat Lebak yang religius itu dipastikan tidak ada aliran sesat,” katanya.(Anjas)