Mataram, KRsumsel.com – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Barat berkomitmen terus mencetak pelaku usaha mikro kecil dan menengah berkualitas melalui program Wirausaha Unggulan Bank Indonesia (WUBI) yang dijalankan setiap tahun.
“Program WUBI merupakan program rutin yang diadakan BI setiap tahun untuk mencari bibit-bibit baru wirausaha potensial yang bisa dikembangkan untuk naik kelas,” kata Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB Heru Saptaji, di Mataram, Senin.
Ia mengatakan dalam dimensi pengembangan UMKM yang ada di BI terbagi dalam empat level, yakni UMKM potensial, sukses, siap digitalisasi dan potensial ekspor.
Para pelaku UMKM yang masuk dalam program WUBI merupakan hasil seleksi secara ketat.
Setelah seleksi, kata Heru, pelaku UMKM tersebut diberikan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan manajerial usaha dan mengubah pola pikir melalui kegiatan Bootcamp WUBI selama tiga bulan.
Setelah itu ada pendampingan dengan jangka waktu hingga enam bulan sehingga proses pembinaan yang dilakukan hampir setahun lamanya.
“Proses pembinaan tersebut melibatkan tenaga pendamping UMKM yang memang dipilih dan ahli di bidangnya. Ada yang dari Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera, dan Bali,” ujar Heru.
Ia mengatakan tujuan peningkatan kapasitas pelaku UMKM unggulan tersebut tidak hanya sebatas ekspor saja, tapi ujung akhirnya yang didorong adalah harus mampu naik kelas.
Hal itu tentunya tidak bisa dilakukan sendiri oleh Bank Indonesia, tapi harus bersama-sama dengan pemerintah daerah dan dinas terkait.
“Harus bersama-sama dikeroyok agar kita punya calon wirusaha baru yang berkualitas tinggi dan bisa dikembangkan menjadi regenerasi baru. Bukan sekedar hanya berusaha tapi punya keinginan untuk maju dan mengembangkan daerahnya,” kata Heru.
Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB Iwan Kurniawan menyebutkan program WUBI dilaksanakan sejak 2014, di mana jumlah angkatan setiap tahunnya 15-20 UMKM unggulan.
Menurut dia, pembinaan para pelaku usaha kecil tersebut tidak hanya sebatas pada manajemen usaha, tapi sudah mengarah pada bisnis digital sesuai dengan perkembangan zaman. Terlebih di saat pandemi COVID-19 saat ini.
“Kita dorong bagaimana mengembangkan usaha secara virtual, masuk dalam e-commerce dan menjadi UMKM on boarding sesuai tujuan gelaran Karya Kreatif Indonesia (KKI),” katanya.
Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Insan Mandiri, Mahuni (40), mengaku banyak mendapatkan manfaat setelah mengikuti program WUBI pada 2018, terutama dari pola pikir dan bagaimana membangun mental kuat menjalani proses wirausaha.
“Dulu sukanya mengeluh, tapi setelah dapat pelatihan saya dituntut harus selalu semangat karena Tuhan yang menentukan hasilnya. Alhamdulillah ilmu yang saya dapatkan dibagi juga kepada anggota kelompok saya,” tutur Mahuni, ketika ditemui
di Desa Karang Sidemen, Kabupaten Lombok Tengah.
KWT Insan Mandiri memproduksi kerajinan dari bambu berupa set alat makan, sedotan, dan jenis lainnya. Produknya sudah bisa menembus pasar di berbagai negara di kawasan Eropa, Asia, dan Timur Tengah.(Anjas)