Kulon Progo, KRsumsel.com – Laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 2020, mengalami minus 4,06 persen karena adanya pandemi COVID-19 dan tidak adannya proyek nasional dengan dana besar yang masuk di wilayah ini.
Kepala Bidang Informasi, Komunikasi Publik dan Statistik Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kulon Progo Bambang Susilo di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan penyebab penurunan laju pertumbuhan ekonomi (LPE) karena adanya pandemi COVID-19.
“Selain itu, sektor konstruksi, dan pertambangan turun karena pembangunan banyak yang ditunda dan dibatalkan akibat dana dialihkan untuk refocusing penanganan COVID-19,” kata Bambang.
Ia mengatakakan sektor konstruksi juga dipengaruhi oleh berhentinya proyek pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta awal sejak 2020. Pada 2019, nilai investasi yang masuk di Bandara Internasional Yogyakarta mencapai Rp7 triliun, namun pada awal 2020 sudah selesai dan tidak ada investasi yang masuk, sehingga tidak mampu mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi di Kulon Progo.
LPE yang mengalami penurunan yakni sektor kontruksi minus 18,44 persen, sektor pertambangan dan penggalian minus 8,56 persen, sektor penyediaan akomodasi dan makanan minuman minus 5,13 persen, sektor jasa keuangan dan asuransi minus 4,88 persen, sektor industri pengolahan minus 3,55 persen.
Pada 2019, LPE di Kulon Progo mencapai 13,83 persen, namun pada 2020 anjlok menjadi minus 4,06 persen. Masuknya investasi dengan adanya proyek nasional di Kulon Progo turut mempengaruhi LPE di Kulon Progo.
“Sektor yang juga mengalami penunanan yakni penyediaan akomodasi dan transportasi karena banyak usaha perhotelan, dan rumah makan yang omzetnya turun drastis. Sektor Usaha Jara Pariwisata (UJP) mengalami kelumpuhan karena tidak ada tamu atau pelangggan yang datang dan perjalanan antar daerah masyarakat dibatasi,” katanya.
Lebih lanjut, Bambang mengatakan sektor yg mengalami pertumbuhan pada 2020, yakni sektor informasi dan komunikasi naik sebesar 17,17 persen, sektor jasa kesehatan dan sosial naik 18,27 persen, dan sektor real estate naik 4,65 persen.
“Yang mengalami kenaikan drastis adalah sektor informasi dan komunikasi karena setiap orang dituntut mengggunakan IT dan melakukan komunikasi, apalagi dengan adanya kebijakan bekerja dari rumah dan sekolah secara daring, maka sektor ini menjadi sebuah kebutuhan pokok pada masa pandemi COVID-19,” katanya.
Bupati Kulon Progo Sutedjo mengakui kesulitan menetapkan target pertumbuhan ekonomi dengan melihat kondisi ketidakpastian global, karena adanya pandemi COVID-19.
Saat ini, ada proyek strategis nasional yang sedang dibangun di Kulon Progo, yakni jalur kereta api dari Stasiun Kedundang sampai Bandara Internasional Yogyakarta yang berlangsung dari 2020 sampai 2021. Kemudian pembangunan jalan tol Cilacap (Jawa Tengah) – Bandara Internasional Yogyakarta (Kulon Progo) – Yogyakarta – Solo (Jawa Tengah) yang dimulai pada 2021. Kemudian pembangunan tempat istirahat Samudra Raksa di Kalibawang.
Kemudian, investasi swasta ada pembangunan empat hotel bintang yang akan dibangun mulai 2021. Sehingga diharapkan menyerap tenaga kerja dan memanfaatkan material yang di Kulon Progo, sehingga dapat menggerakan ekonomi masyarakat di Kulon Progo.
“Berdasarkan indikasi dan masuknya investasi pemerintah dan swasta, maka kami optimistis pada 2021 pertumbuhan ekonomi akan mengarah positif,” katanya.(Anjas)