Jakarta, KRSUMSEL.com – Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, ganda putra bulutangkis Indonesia, sedang memperlihatkan grafik permainan menurun. Apa kata Herry Iman Pierngadi selaku pelatih ganda putra?
Fajar/Rian mengawali musim turnamen 2021 dengan hasil yang tidak memuaskan. Sejak menjadi semifinalis Indonesia Masters, prestasi mereka cenderung menurun mulai All England 2020 hingga leg Asia pada awal tahun ini.
Di All England 2020 mereka hanya mampu sampai babak 16 besar. Hasil serupa diraih saat tampil di Thailand Open edisi pertama, kemudian tersingkir di babak pertama pada Thailand Open edisi kedua 2021. Alhasil, kini mereka turun peringkat dari semula enam dunia, menjadi posisi tujuh BWF.
Herry IP tak menepis penurunan perfoma salah satu ganda putra di bulutangkis Indonesia tersebut. Ia bahkan tak hanya menyoroti grafik prestasi tapi cara main Fajar/Rian yang tidak seperti biasanya.
“Memang setelah Thailand Open ini, grafik Fajar/Rian yang paling menurun, baik dari hasil dan cara main juga. Harapan saya ke depan memang harus beri masukan kepada mereka supaya mereka agar dapat bangkit lagi,” kata Herry dalam bincang-bincang dengan pewarta, Rabu (3/3/2021), melalui aplikasi Zoom.
“Pendek kata motivasi, masukan-masukan dari cara berpikir mereka, latihan yang lebih detail, dan banyak pekerjaan rumah yang harus diperbaiki.”
Menurut sosok berjuluk pelatih Naga Api itu, kendala Fajar/Rian ialah kepercayaan diri keduanya yang cenderung tidak stabil. Ia memberi contoh saat menghadapi rekan sendiri di turnamen internasional.
“Banyak yang bilang kalau ketemu teman sendiri lebih baik, lebih bagus. Yang bisa mengalahkan Kevin (Sanjaya Sukamuljo)/ Marcus (Fernaldi Gideon) kan cuma mereka saja, tapi saat menghadapi Leo (Rolly Carnando)/ Daniel (Marthin) bisa kalah. Artinya pede-nya turun naik. Ini lah salah satu PR yang harus saya lakukan pendekatan ke mereka,” ujarnya.
Dengan menghadapi sesama pebulutangkis Indonesia yang punya peringkat di atas mereka, sebut Herry, mestinya Fajar/Rian bisa main lebih lepas. “Mereka kan berada di bawah Hendra/Ahsan seharusnya lebih enak untuk menyusul.”
“Cuma memang kalau melihat hasil di Thailand kemarin, selain penampilan mereka jelek, memang tangan Fajar juga ada kendala jadi mainnya tak maksimal. Tapi mereka waktu di Thailand sempat saya tanya, setelah beberapa bulan tak bertanding rasa bertandingnya hilang. Jadi bingung mainnya dengan musuh yang ketat, jadi belum bisa keluar.”
“Nah, setiap pemain itu karakternya tak sama. Ada yang cepat adaptasi ada yang lama. Kembali lagi ke karakternya pemain, dan ujung-ujungnya kembali ke kepercayaan diri mereka. Terutama Rian yang pedenya agak sedikit turun naiknya terlalu banyak karena individunya gak terlalu terbuka. Saya harus bisa lebih dekat lagi supaya tahu titik temunya untuk angkat motivasinya,” tuturnya.(mcy/krs)