Disdikbud: Lima Sekolah Sempat Ditutup Sementara

oleh

Rejang Lebong, KRsumsel.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menyebutkan lima sekolah di daerah itu sempat dilakukan penutupan sementara karena ada warga sekolah yang dinyatakan terkonfirmasi positif COVID-19.

Kepala Disdikbud Rejang Lebong Khirdes Lapendo Pasju saat dihubungi di Rejang Lebong, Minggu, mengatakan pelaksanaan sekolah tatap muka di wilayah itu terhitung sejak awal semester genap pada 4 Januari 2021 hingga saat ini masih dilaksanakan.

“Laporan yang kami terima ada lima sekolah yang ditutup sementara karena ada warga sekolah yang terkonfirmasi positif COVID-19, sekolah yang tutup ini terdiri dari empat sekolah tingkat SD dan satu sekolah tingkat SMP,” kata dia.

Dia mengatakan penghentian sementara pembelajaran tatap muka pada beberapa sekolah ini dilakukan karena adanya warga sekolah yang terpapar dan mendapatkan laporan dari sekolah masing-masing dan puskesmas terdekat sehingga langsung dilakukan evaluasi.

Penutupan sementara sekolah ini, kata dia, dilakukan jika ada warga sekolah yang terpapar tidak bisa dideteksi perjalanan maupun aktivitasnya keseharian.

Untuk warga sekolah yang diketahui baru pulang dari zona merah dan belum sempat masuk ke sekolah kemudian ada yang dinyatakan terkonfirmasi positif maka yang bersangkutan harus menjalani isolasi mandiri dan sekolahnya tetap buka.

Untuk mengantisipasi penularan COVID-19 di sekolah-sekolah yang ada di wilayah itu, pihaknya terus berkoordinasi dengan Satgas Penanganan COVID-19 guna memantau pelaksanaan sekolah tatap muka di Kabupaten Rejang Lebong, di mana hingga saat ini masih bisa dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Pelaksanaan sekolah tatap muka di Rejang Lebong ini, tambah dia, bukan pemaksaan karena sesuai dengan SKB empat menteri ada tiga syarat pelaksanaan sekolah tatap muka, di antaranya izin dari kepala daerah, kesiapan sekolah dalam menyiapkan sarana prasarana protokol kesehatan, dan izin orang tua.

“Seandainya ada orang tua yang belum yakin penerapan protokol kesehatan kita upaya mereka bisa mengikuti pembelajaran jarak jauh baik daring maupun luring. Kita juga terus mendorong pihak sekolah untuk melakukan pengetatan protokol kesehatan sehingga masyarakat dan orang tua murid yakin anaknya aman berada disekolah,” kata Khirdes.(Anjas)