“Kami akan lakukan screening dan tracing masif dengan memperbanyaknya menjadi satu orang positif menjangkau jumlah ideal sebanyak 30 orang. Jadi, dengan upaya screening dan tracing masif itu kasus positif COVID-19 akan bisa ditekan,” kata Kepala Dinas Kesehatan NTB dr H Lalu Hamzi Fikri kepada wartawan di Kota Mataram, Kamis.
Mantan Dirut RSUD Provinsi NTB itu mengatakan, dirinya telah memerintahkan jajaranya untuk intensif kembali melakukan screening dan tracing. Sehingga, kasus baru yang dilaporkan pun sempat landai, beberapa waktu lalu. Dan baru mulai naik di awal Tahun 2021 akan bisa ditekan dengan optimal.
Hamzi menyatakan, langkah menekan wilayah yang masuk zona merah COVID-19 agar bisa kembali masuk zona oranye dan kuning hingga hijau adalah hanya dengan melalui screening dan tracing yang masif, mengingat cast fertility rate NTB mencapai 4,7, yang tergolong dalam kategori tinggi.
“Makanya, pilihan mengimbangi tracing masif sebagai dasar swab harus pula kami lakukan. Harapannya, alat PCR kita di tujuh kabupaten/kota di NTB bisa berjalan dan berfungsi juga dengan baik. Jadi, tadi rapat perdana itu, sudah saya minta jajaran untuk melakukan pemetaan terkait kendala daripada tracing masif itu,” ujarnya.
Meski berencana akan memfokuskan pada screening dan tracing, Hamzi Fikri tidak menampik jika langkah itu juga masih mengalami kendala, di antaranya kemampuan fasilitas kesehatan hingga masyarakat yang meminta hasil PCR swab untuk kegiatan perjalanan ke luar daerah.
“Jadi, jika pusat membantu adanya bantuan peralatan PCR untuk wilayah Pulau Sumbawa, maka itu juga menjadi baik dan sangat membantu kami di daerah yang memang harus diakui, untuk di wilayah Pulau Sumbawa baru satu yang melayaninya, yakni Laboratorium PCR Genetik Sumbawa Technopark. Sehingga memang perlu ada penambahan,” ucap Hamzi.
“Kami sudah sampaikan permintaan itu langsung ke Kepala BNPB Pak Doni Manardo saat berkunjung ke NTB. Namun belum ada respons hingga kini,” katanya.(Anjas)