Menurut dia, kejadian tersebut tersebar di lima kecamatan yang meliputi 10 kelurahan dengan rincian, kelurahan Patalan (Jetis) satu lokasi, kelurahan Bantul dan Trirenggo (Bantul) masing-masing satu lokasi, di Kecamatan Pandak ada kelurahan Gilangharjo tiga lokasi, kelurahan Wijirejo satu lokasi, Triharjo satu lokasi, Ringinharjo satu lokasi.
Selanjutnya dari kelurahan Wonokromo kecamatan Pleret satu lokasi, dan Kelurahan Munthuk Kecamatan Dlingo satu lokasi.
Dia menjelaskan, dampak dari kejadian pohon tumbang antara lain menimpa akses jalan di enam lokasi, jaringan listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN) dua lokasi, rumah lima lokasi, instansi pemerintah satu lokasi, dan tempat usaha satu lokasi.
Sedangkan kejadian gerakan tanah berdampak pada rumah tiga lokasi, dan makam satu lokasi.
“Total estimasi kerusakan dari kejadian tersebut adalah kurang lebih sebesar Rp37,8 juta,” katanya.
BPBD Bantul mengimbau agar masyarakat mewaspadai terjadinya hujan dengan intensitas sedang lebat yang disertai petir dan angin kencang yang masih berpotensi terjadi pada musim hujan 2020/2021, yang menurut BMKG puncak musim hujan di DIY terjadi pada Januari Februari.
“Yang perlu diwaspadai dampak dari kondisi tersebut, pohon tumbang, baliho tumbang, dan sebagainya. Apabila di luar rumah jika terjadi petir, tidak berteduh di bawah pohon, bermain telepon seluler,” katanya.(Anjas)