Herman Deru di Palembang, Kamis, mengatakan langkah tersebut jauh lebih baik karena saat ini COVID-19 masih belum terkendali penyebarannya.
“Alangkah lebih baik lagi jika diisi dengan hal yang lebih bermakna seperti beribadah dan berdoa di rumah,” kata Herman Deru.
Saat ini semua jenis perayaan tahun baru yang melibatkan kerumunan warga ditiadakan. Bahkan, pemerintah provinsi telah meminta pihak kepolisian dan Satpol-PP untuk menindaklanjuti keputusan tersebut.
Terkait ini sudah ada aturan hukumnya yakni Pergub Nomor 37 Tahun 2020 tentang Pedoman Adaptasi Kebiasan Baru Menuju Masyarakat Produktif dan Aman pada Situasi Pandemi COVID-19.
Warga diharapkan memberikan dukungan dengan tidak beraktivitas di luar rumah saat malam penggantian tahun.
“Tidak ada kegiatan-kegiatan hiburan seperti tahun lalu. Tidak ada lagi aktivitas kegiatan dan kumpul-kumpul di atas Jembatan Ampera,” ujar dia.
Herman Deru mengaku upaya ini sebagai bentuk sikap tegas pemerintah daerah dalam memutus mata rantai penyebaran COVID-19 dan terjadinya klaster baru di Sumsel.
Hingga kini wabah COVID-19 masih melanda Indonesia, termasuk Sumsel. Pada tiga bulan pertama masuk dalam kategori “shock”, namun tiga bulan berikutnya pemerintah berupaya menemukan solusi dan akhirnya sejak tiga bulan terakhir dilakukan adaptasi.
Saat ini, Pemprov Sumsel masih menunggu upaya realisasi vaksinisasi COVID-19. Setelah vaksin tersebut diberikan, pemprov bakal melakukan skema baru dalam pencegahan penyebaran COVID-19.
“Saya berharap pada 2021 kita bisa lebih produktif lagi dengan kebiasaan baru sesuai dengan profesi kita masing-masing,” ujar dia.(Anjas)