“Alhamdulillah ketersediaan air bersih insya Allah tidak lagi menjadi kendala bagi masyarakat dan warga pesantren,” kata Ketua Tim Geofisika UI Syamsu Rosid sebagaimana dikutip dalam siaran pers universitas pada Selasa.
Tim UI menemukan sumber air tanah artesis, yang berasal dari lapisan akifer tertekan, kemudian melakukan pengeboran hingga sedalam sekitar 42 meter di daerah Citayam. Air tanah yang jernih dengan debit sekitar 2.500 liter per jam memancar dari dalam sumur bor di daerah tersebut.
Saat melakukan pengeboran, tim mendapati lapisan air tanah tertekan memancarkan air jernih ke permukaan sejak kedalaman 27 meter. Lapisan
air tanah tertekan itu berada pada lapisan batuan konglomerat yang tebalnya hingga kedalaman 36 meter.
Di bawah lapisan tersebut ada lapisan pasir lanau hingga kedalaman 39 meter dan pada bagian yang lebih bawah lagi dijumpai lapisan lempung dari Formasi Bojongmanik. Lapisan lempung itu sudah kedap air sehingga proses pengeboran dihentikan pada kedalaman sekitar 42 meter.(Anjas)