Bogor, KRsumsel.com – Kemiskinan merupakan permasalahan yang selalu menjadi sorotan dalam mewujudkan kesejahteraan. Berbagai upaya dilakukan sebagai intervensi pengentasan kemiskinan, namun kondisi yang terjadi masih mengkhawatirkan yaitu ketimpangan semakin meningkat.
Beasiswa Aktivis Nusantara (BAKTI NUSA) sebagai program pembinaan pemimpin strategis menggelar Leadership Summit yang diikuti oleh para aktivis penerima manfaat BAKTI NUSA Angkatan 10 dari empat belas kampus terbaik di Indonesia.
Salman Al-Farisi, Deputi Direktur YBM PLN, membagikan kisahnya mengelola dana zakat pada perusahaan dalam sesi Zakat Development Program Sharing pada Sabtu (19/12).
Salman menyampaikan ada atau tidaknya lembaga zakat di perusahaan, para karyawan akan tetap menunaikan zakat profesinya.
Ketika zakat hadir di tengah-tengah potensi itu, maka selanjutnya lembaga zakat memikirkan untuk melipatgandakan manfaat bagi mustahik yang ada.
Perwujudan pelipatgandaan manfaat bagi mustahik salah satunya menyalurkan dana zakat dengan membagi persentasenya di mana terdapat dana yang digunakan di unit masing-masing sebesar 65 persen, dan ada pun dana yang disalurkan ke pusat sebesar 35 persen.
Dana di unit masing-masing harapannya bisa menyejahterakan dari mustahik terdekat.
Sebagai contoh, apabila pegawainya dari regional A, maka mustahiknya pun berasal dari regional yang sama.
“Kami ingin mengembalikan manfaat zakat ke tengah-tengah masyarakat”
Salman turut menjelaskan bahwa YBM PLN membagi programnya menjadi 5 Pilar Pemberdayaan, yaitu Dakwah, Sosial Kemanusiaan, Pendidikan, Ekonomi, dan Kesehatan. Masing-masing memiliki turunan programnya yang lebih menyasar pada permasalahan riil dalam masyarakat.
“Tugas mengentaskan kemiskinan tidak hanya dibebankan kepada beberapa lembaga zakat saja. Ketika lembaga zakat mendapatkan amanah mengelola dana zakat, maka indikator kunci keberhasilannya ada pada manfaat zakat yang terlipatgandakan. Lembaga zakat hadir, maka tugasnya mendistribusikan manfaat. Kita harap nantinya tidak ada gap yang terlalu jauh antara muzakki dan mustahik. Kita inginkan adanya akselerasi kebermanfaatan yang selalu kita ciptakan,” jelas Salman. (****)