Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mamuju Saidar Rahmanjaya, di Mamuju, Sabtu membenarkan hilangnya seorang nelayan di Desa Laiko, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar tersebut.
“Kami menerima laporan pada Sabtu dinihari dari Kepala Desa Laliko pak Nasaruddin yang menyatakan bahwa seorang warganya bernama Sangging (43) belum kembali dari melaut,” kata Saidar Rahmanjaya.
Biasanya lanjut Saidar Rahmanjaya, para nelayan di Desa Laliko berangkat ke laut mencari ikan setiap subuh dan kembali paling lambat sebelum pukul 16.00 WITA.
“Berdasarkan laporan Kepala Desa, Sangging berangkat melaut menggunakan perahu, pada Jumat subuh (18/12) sekitar pukul 04.00 WITA namun hingga pukul 24.00 WITA nelayan itu belum kembali,” terang Saidar Rahmanjaya.
Dari laporan tersebut kata Saidar Rahmanjaya, Kantor Basarnas Mamuju mengerahkan satu time rescue yang berjumlah tujuh personil untuk melakukan Operasi Pencarian dan Pertolongan (SAR).
Pada Sabtu dinihari sekitar pukul 01.45 WITA, Tim rescue Kantor Pencarian dan Pertolongan Mamuju tambahnya, diberangkatkan menuju lokasi kejadian di desa Laliko dengan menggunakan satu unit rescue truck dan membawa peralatan satu set rubber boat, peralatan komunikasi dan peralatan pendukung lainnya untuk melakukan pencarian nelayan hilang tersebut.
“Saya menegaskan kepada personel yang melakukan pencarian agar pelaksanaan operasi SAR dilaksanakan secara maksimal, sesuai SOP yang ada serta tetap mengedepankan standar protokol kesehatan COVID-19,” tuturnya
“Salain itu, personel yang melaksanakan kegiatan juga harus selalu melaksanakan koordinasi dan komunikasi kepada seluruh unsur potensi SAR yang berada di lokasi kejadian,” kata Saidar Rahmanjaya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi II Kabupaten Majeme mengingatkan masyarakat dan nelayan di wilayah Suawesi Barat agar mewaspadai potensi terjadinya gelombang tinggi di wilayah perairan di Selat Makassar, khususnya di bagian Selatan yang mencakup kawasan pesisir di Kabupaten Majene.
Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi II Kabupaten Majene Bagus Batara Putra mengatakan, wilayah perairan di Sulbar berpotensi terjadi gelombang dengan ketinggian 2,5 meter hingga 4 meter.
“Kami mengimbau nelayan dan masyarakat yang ingin beraktivitas di laut, agar selalu waspada, khususnya para nelayan yang menggunakan perahu berukuran sedang hingga kecil,” tutur Bagus Batara Putra.
Potensi terjadinya gelombang tinggi di perairan selat Makassar di wilayah Sulbar tambahnya, akan berlangsung hingga tiga hari ke depan.(Anjas)