Ketua KPU Palu Agussalim wahid, Kamis, mengatakan pihaknya menargetkan pemilih dalam pilkada, baik Pemilihan Gubernur Sulteng dan Pemilihan Wali Kota Palu bisa di atas 80 persen.
Namun kenyataannya justru jauh di bawah target nasional ditetapkan KPU sebesar 77,5 persen.
Agussalim menjelaskan tidak tercapainya target pemilih di Palu karena beberapa faktor dan paling dominan adalah pandemi COVID-19.
Warga banyak yang tidak datang ke tempat pemungutan suara (TPS) karena khawatir penyebaran virus COVID-19 yang belum juga berakhir.
“Ya memang tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat lebih memilih menjaga atau menghindari penyebaran virus corona dari pada pergi ke TPS saat hari pencoblosan berlangsung,” katanya.
Padahal, katanya, pihaknya telah berupaya maksimal melakukan sosialisasi ke semua segmen pemilih yang ada sampai ke pelosok-pelosok kota Palu.
Kegiatan tersebut juga melibatkan relawan-relawan demokrasi. Mereka turun di setiap permukiman penduduk untuk memberikan sosialisasi guna meningkatkan partisipasi pemilih.
Namun, lanjutnya, kenyataannya saat pilkada berlangsung, banyak warga tidak datang memilih.
Rata-rata tingkat partisipasi pemilih di setiap TPS hanya berkisar 80 persen dari jumlah pemilih yang ada di Daftar Pemilih Tetap (DPT) setempat.
Menjawab pertanyaan, KPU dalam beberapa hari ini sedang melaksanakan rekapitulasi suara hasil pilkada Gubernur/Wakil Gubernur Sulteng dan Wali Kota/Wakil Wali Kota Palu.
Untuk pilkada gubernur/wakil gubernur diikuti hanya dua pasangan calon dan wali kota/wakil wali kota diikuti empat pasangan calon.
Data KPU Palu menyebutkan jumlah DPT pilkada gubernur/wakil gubernur dan wali kota/wakil wali kota 257.548 pemilih yang tersebar pada 699 TPS pada 46 kelurahan dan 8 kecamatan se-Kota Palu.(Anjas)