“Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan sesar turun (normal fault),” sebut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno dalam rilis yang dibagikan BMKG Sulut di Manado, Kamis.
Guncangan gempa dirasakan di daerah Tutuyan, Manado, dan Bolaang Mongondow Selatan II MMI, dan hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan.
Dari hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
“Hingga pukul 15.50 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan,” ujarnya.
Bambang mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Masyarakat juga diharapkan menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
“Periksalah dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah,” harapnya.
Dia berharap masyarakat memaatikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.
Pukul 15.30.52 WIB wilayah Laut Maluku diguncang gempa tektonik, dari asil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M=5,0.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,23 LU dan 125,02 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 75 kilometer arah Tenggara Tutuyan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara pada kedalaman 44 kilometer.(Anjas)