“Para pemimpin untuk waspada dan hati-hati mengambil kebijakan yang berhubungan dengan COVID-19. Tantangan besar pemimpin di seluruh Indonesia adalah selesaikan masalah COVID-19, kalau tidak selesai kita tidak punya harapan besar untuk maju ke depan,” kata Eko dalam diskusi daring mengenai pilkada yang diselenggarakan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dipantau secara daring di Jakarta, Kamis.
Menurutnya hal pertama yang harus dilakukan oleh para pemimpin beserta dengan rakyat dan seluruh elemen bangsa adalah bersatu untuk menghadapi COVID-19.
Dikatakan dampak COVID-19 yang meluas dan kerugian yang sedemikian besar, maka para pemimpin diharuskan waspada serta mempersiapkan diri pada kondisi yang paling buruk.
Pada para pemimpin diharapkan untuk mengedepankan kepentingan bersama dibandingkan kepentingan pribadi dan golongannya.
Dia menilai saat ini yang terjadi di lapangan bukan rasa silih asih dan saling menyayangi, tapi saling membenci. “Bukan pula silih asuh, tapi kita saling menghardik dan menyalahkan,” kata Eko.
Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia juga berharap pada PWI ketika yang terjadi adalah psywar tentang COVID-19, maka media massa yang berperan mengamplifikasi informasi secara berlebihan bisa menjadi virus. Dia juga mewanti-wanti kepada para pemimpin daerah agar tidak terkena psywar sehingga tidak berpikir secara jernih dan panik dalam mengambil keputusan soal kebijakan terkait COVID-19.
Eko mengatakan saat ini di seluruh dunia sedang menghadapi tantangan perubahan zaman baru di mana terjadi perubahan sistem ekonomi dunia. Oleh karena itu menurutnya perlu dilakukan rekonsiliasi eknomi negara yaitu memperkuat kembali negara yang memiliki sistem ekonomi kuat guna mencapai tujuan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dia menjelaskan Indonesia harus memiliki strategi yang membumi untuk memenangkan perubahan sistem ekonomi dunia ini. Strategi membumi yang dimaksud Eko adalah kembali menguatkan ekonomi kerakyatan dengan memaksimalkan hasil tani dan hasil bumi Indonesia.(Anjas)