Jakarta, KRSumsel – Atlet renang nasional Azzahra Permatahani belum bisa bergabung dalam pelatnas Olimpiade Tokyo dengan maksimal. Ia masih latihan mandiri bersama pelatihnya, David Armandoni.
Zahra, panggilan karibnya, sejatinya masuk dalam enam perenang yang dipanggil Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) untuk pemusatan latihan menuju Olimpiade Tokyo di Stadion Aquatik sejak 26 Oktober lalu.
Akan tetapi, David, pelatih asal Prancis itu tidak masuk dalam SK persiapan Olimpiade. Komposisi pelatih saat ini diisi Albert Sutanto dan Doni B. Utomo.
Azzahra tak bisa bergabung dengan pelatnas di GBK karena program latihan yang diberikan David sudah klop dengannya sehingga sulit jika harus berganti pelatih lagi.
Di sisi lain, dia yang merupakan satu-satunya atlet perempuan di pelatnas tahun ini, membuatnya kesulitan jika harus tinggal sendiri di hotel kawasan Jakarta.
“Karena saya perempuan sendiri jadi orang tua belum memberi izin tinggal sendiri. Kemudian kendala transportasi, saya rumah di Tangerang, jadi kalau bolak balik dua kali ke GBK melelahkan,” kata Azzahra kepada detikSport, Senin (23/11/2020).
“Jadi sampai saat ini saya masih latihan dengan pelatih saya biasanya, David, di kolam (milik) militer. Kalaupun ke GBK sepekan dua kali. Itu pun setelah adanya negosiasi saya dengan PRSI,” lanjutnya.
Sehubungan dengan itu, perenang 17 tahun ini, juga belum memikirkan nasibnya untuk tahun depan. Ia memilih menunggu keputusan pelatnas SEA Games 2021.
“Tapi Insya Allah David akan dipakai untuk pelatnas SEA Games, kalau dia dipanggil maka otomatis tergabung dalam pelatnas, dan saya bisa latihan dengan dia.””Berganti pelatih untuk sekarang sepertinya belum bisa dan belum mau. Cuma untuk ke depannya belum tahu bagaimana karena baru memikirkan sampai tahun ini saja. Menjalani apa yang sudah disepakati saja dulu,” dia mengungkapkan.
Menyoal persiapan kualifikasi Olimpiade, Azzahra Permatahani sudah menembus limit B di nomor 200 meter gaya ganti putri. Ia membukukan waktu 2 menit 16,43 detik di Jakarta Open. Namun untuk bisa mengantongi tiket Olimpiade Tokyo, ia harus mengejar limit A kualifikasi.
“Fokus saya masih mengejar di 200 meter gaya ganti, karena baru nomor itu saja yang lolos limit B. Rencananya Desember ada trial lagi, kalau bisa saya pertajam catatan waktu saya waktu di Jakarta Open tersebut. Targetnya 2 menit 16 detik sekian, di bawah 43,” dia mengharapkan.(*)