Selain itu, menurut dia, juga untuk mengidentifikasi potensi masalah yang dimungkinkan muncul di TPS, serta merumuskan Iangkah penyelesaiannya.
“Jadi, kami ingin memastikan apakah ada potensi masalah yang terjadi di TPS dalam pemungutan dan penghitungan suara, serta bagaimana langkah antisipasi dari masalah itu, bila ada,” kata Sahran.
Sahran yang merupakan akademisi non-aktif IAIN Palu mengemukakan, berdasarkan simulasi itu setiap pemilih yang akan masuk ke area pencoblosan diharuskan mengenakan masker, mencuci tangan, dan diukur suhu badannya.
“Kemudian saat menunggu giliran mencoblos di bilik suara, pemilih duduk dengan menjaga jarak sambil mengenakan kaus tangan yang disediakan panitia pemilihan,” ujar dia.
Ia mengatakan, simulasi tersebut juga memperkenalkan kepada pemilih terhadap penerapan protokol kesehatan COVID-19, agar pemilih tidak perlu takut datang ke TPS pada 9 Desember 2020.
“Pemilih tidak perlu takut datang untuk menyalurkan hak pilih, karena proses atau mekanisme pemungutan dan penghitungan suara di TPS dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 secara ketat,” kata Sahran.
Ia mengatakan proses pemungutan suara di TPS dengan menggunakan protokol kesehatan sebagai upaya mitigasi risiko penyelenggara pemilu terhadap pemilih dan peserta untuk menghadirkan pemilih di TPS yang aman dan sehat. (Anjas)