Komisioner KPU Palu Divisi Teknis Penyelenggara Iskandar Lembah menerangkan simulasi yang dilaksanakan di Lapangan Vatulemo depan Kantor Wali Kota Palu itu untuk mencari dan menemukan masalah dan kendala yang terjadi saat pelaksanaan pilkada di ibukota provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) tersebut.
“Simulasi ini kita adakan ini untuk mengantisipasi kendala-kendala yang akan dihadapi saat pelaksanaan pilkada nanti apalagi di tengah pandemic COVID-19,” katanya di sela-sela mengamati jalannya simulasi.
Ia menerangkan pilkada 9 Desember nanti penyelenggara dan pemilih wajib menerapkan protokol kesehatan pencegahan penularan dan penyebaran COVID-19 di Tempat Pemungutan Suara (TPS) mengingat tantangan tersebutlah yang dirasa cukup berat dan harus dilalui oleh KPU Palu tanpa ada satupun pemilih yang tertular COVID-19.
“Bedanya pilkada tahun ini dengan tahun-tahun sebelumya adalah tahun ini semua dilakukan dengan menggunakan protokol kesehatan. Contoh jika ada pemilih yang datang ke TPS tidak memakai masker, maka Panitia Pemungutan SUara (PPS) akan memberikan masker dan sarung tangan,” ujanya.
Begitu juga, lanjutnya, dengan pemilih yang memiliki suhu badan di atas 37,3 derajat akan diarahkan ke bilik suara khusus yang telah disiapkan.
“Seperti di Kota Palu yang ada empat pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Palu, maka kami akan menyiapkan lima bilik suara. Satu bilik itu khusus untuk pemilih yang memiliki suhu badan di atas 37,3 derajat,”ucapnya.
Simulasi pemungutan dan perhitungan suara tersebut diikuti oleh salah satu kelurahan di Palu yaitu Kelurahan Tanamodindi Kecamatan Mantikulore.
Simulasi itu diikuti oleh pemilih asli yang masuk dalam Daftar Pemilih tetap (DPT) di TPS 11 Kelurahan Tanamodindi sebanyak 117 pemilih. PPS dan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Mantikulore juga dilibatkan dalam simulasi itu.(Anjas)