Iannone Diskors Empat Tahun, Espargaro: Hukuman Konyol

oleh
oleh
e2d4ea25-37eb-4f0c-8361-f331252b6e3f_169

Jakarta, KRSumsel – Andrea Iannone diganjar larangan tampil di MotoGP selama 4 tahun. Rekan setimnya di Aprilia, Aleix Espargaro, mengkritik hal tersebut.

Iannone diskors karena kedapatan mengonsumsi daging yang mengandung steroid anabolik, zat yang tergolong sebagai doping di dunia olahraga. Ia awalnya tak boleh membalap selama 18 bulan, meski sudah menyatakan hal tersebut bukan disengaja.

Iannone lantas mengajukan banding, tapi yang ada hukumannya malah diperberat. Ia kini tak boleh tampil selama empat tahun, sesuai permintaan Badan Anti-Doping Dunia (WADA). Di usianya yang sudah 31 tahun, karier balapannya terancam habis.

Espargaro tak habis pikir dengan hukuman yang menimpa partnernya itu. Menurutnya, hukuman yang diberikan kepada Iannone berlebihan.

“Saya sangat kesal, terutama secara pribadi,” kata Espargaro, seperti dikutip Crash.

“Hanya dia yang tahu apakah dia memang bersalah atau (daging yang ia makan) benar-benar terkontaminasi. Tapi empat tahun itu konyol. 12 atau 18 bulan saja sudah kelamaan. Empat tahun betul-betul menyiksa dan terlalu banyak menurut saya.”

“Jika Andrea bilang makanannya terkontaminasi, oke, saya percaya padanya. Kenapa tidak? Di MotoGP, memakai doping itu nggak banyak pengaruhnya. Hanya dia seorang yang tahu kebenarannya. Yang bisa saya bilang, empat tahun itu terlalu banyak, bahkan jika ia sengaja!” jelas rider asal Spanyol itu.

Kini, Aprilia harus mencari satu rider lagi. Sejumlah nama mencuat, tapi Espargaro lebih menyebut jika sebaiknya timnya memakai jasa pebalap muda.

“Buat saya, pilihan terbaik jelas Dovi (Andrea Dovizioso). Tapi dia sekarang tidak bisa. Cal (Crtuchlow) juga berpengalaman dan cepat, tapi dia kayaknya akan bergabung (sebagai pebalap tes) dengan Yamaha,” sambung Espargaro.

“Saat ini, tak banyak pebalap kuat dan berpengalaman di MotoGP. Jadi pilihan terbaik adalah mengambil pebalap muda. Lihat saja secepat apa (Joan) Mir dan (Fabio) Quartararo. Lihat perkembangan level mereka setelah 1,5 tahun.”

“Jadi menurut saya, sebaiknya memilih rekan setim yang masih muda,” ujarnya.(*)

SUMBER