“Tapi karena saat ini terjadi pandemi COVID-19, peserta kita batasi,” ujarnya.
Dikatakan, lomba masak serba ikan dimaksudkan untuk mengasah kreativitas masyarakat mengolah ikan menjadi berbagai makanan yang digemari semua usia.
“Dengan demikian, kita harapkan hal itu bisa mendongkrak tingkat konsumsi ikan di Kota Mataram yang saat ini tercatat mencapai 47 kilogram per kapita per tahun,” katanya.
Selain itu, sebagai upaya meningkatkan konsumsi ikan di Mataram, pihaknya juga aktif melakukan sosialisasi melalui gerakan “Gemar Makan Ikan”, dengan mengundang pihak-pihak terkait termasuk ke sekolah-sekolah.
Di beberapa pondok pesantren juga sudah didatangi bahkan diberikan bantuan program budi daya dengan sistem bioflok, sehingga selain meningkatkan konsumsi ikan, santri juga bisa belajar budi daya, pengolahan dan pemasaran.
“Tujuannya mereka bisa mengonsumsi ikan, dan ke depan kami harapkan bisa menjadi peluang usaha,” katanya.
Sujihartini, mengatakan, tingkat konsumsi ikan di Mataram sebesar 47 kilogram per kapitan per tahun itu berada di atas tingkat konsumsi ikan Provinsi Nusa Tenggara Barat sekitar 38 kilogram per kapita per tahun.
Tingkat konsumsi ikan di Mataram sebesar 47 kilogram per kapita per tahun tersebut, naik signifikan dibandingkan dua tahun sebelumnya yang hanya sekitar 31 kilogram per kapitan per tahun.
“Dulu tingkat konsumsi ikan rendah karena terjadi kesalahan pada data dan cara penghitungan. Tapi sejak tahun 2019, kita sudah diberikan cara menghitung yang praktis dari pemerintah pusat,” katanya.
Selain itu, tambahnya, dipicu juga karena Kota Mataram sebagai pusat berbagai kegiatan baik itu kegiatan wisata maupun pendidikan, sehingga setelah dikalkulasikan jumlahnya menjadi tinggi.(Anjas)