“Kalau kita BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) tentu siapkan seluruhnya, tapi ingat, tidak hanya dari pemda, tidak hanya Polres, tidak hanya Kodim, tetapi warga masyarakat juga perlu antisipatif terhadap ancaman bencana alam,” kata Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Bantul Budi Wibowo di Bantul, Kamis.
Menurut dia, langkah-langkah yang dilakukan masyarakat termasuk relawan bencana itu bisa dengan melakukan pembersihan terhadap selokan-selokan, kemudian embung-embung juga mulai dicermati, apakah bisa menampung air berlebih ketika hujan lebat mengguyur wilayah tersebut.
“Nah ini harus dilakukan, kami kemarin dengan Dinas Lingkungan Hidup minta sungai-sungai itu dibersihkan, karena La Nina ini kita tidak tahu, dan meski BMKG bilang di akhir November mulai, namun kita sudah merasakan beberapa dampak La Nina,” katanya.
Dia juga mengatakan, antisipasi terhadap ancaman bahaya menyusul peningkatan aktifitas Gunung Merapi yang saat ini sudah statusnya pada level siaga 3 harus dilakukan.
“Karena itu kebersamaan tigq komponen beserta masyarakat ini sangat dibutuhkan,” katanya.
Pjs Bupati mengatakan, kalau perkiraan dari BMKG terkait badai La Nina yang mempengaruhi curah hujan tinggi di wilayah DIY tersebut yang paling bahaya atau merasakan dampaknya adalah Bantul, karena berada di wilayah paling hilir.
“Jadi enam sungai di Yogyakarta itu hilirnya juga ada di Bantul, ini yang harus kita antisipasi, jangan sampai meluap, seperti kejadian yang lalu (2017) itu karena air laut sudah tinggi, air tidak masuk ke laut, sehingga airnya naik, ini yang harus diantisipasi,” katanya.
Upaya yang sudah dilakukan pemda, adalah dengan melakukan koordinasi dengan BMKG bahkan seluruh camat, OPD (organisasi perangkat daerah) sudah kita koordinasikan semua, dengan Kapolres dan Dandim, termasuk memetakan wilayah rawan bencana.
“Jadi antisipasi dini sudah kita lakukan terkait dengan ancaman La Nina, tinggal bagaimana menindaklanjuti seperti kanal-kanal sungai harus kita bersihkan,” kata Pjs Bupati.(Anjas)