Pemohon Paspor Umrah di Imigrasi Palu Masih Sepi

oleh

Palu, KRsumsel.com – Imigrasi Kelas I TPI Palu, Sulawesi Tengah, mengatakan pemohon paspor untuk ibadah umrah hingga Jumat masih sepi meski pemerintah Arab Saudi telah membuka kembali pelaksanaan umrah sejak 4 Oktober 2020.

Kepala Seksi Teknologi Informasi dan Telekomunikasi Kantor Imigrasi Kelas I TPI Palu Danil Rachman di Palu, Jumat, membenarkan bahwa pihaknya belum mengeluarkan paspor umrah.

“Yang ada hanyalah sebatas isi paspor. Akan tetapi, bukan untuk perjalanan umrah tahun ini,” katanya.

Seperti yang baru saja dilakukan oleh salah satu jemaah di Palu mereka menggunakan layanan paspor kolektif.

Pada tanggal 4 November 2020, Imigrasi Palu melayani permohonan paspor sebanyak 42 orang yang dilakukan secara kolektif melalui program Eazy Passport.

Mereka adalah anggota jemaah komunitas Majelis Ta’lim Raudlatul Jannah.

Pelayanan paspor kolektif dapat dilakukan langsung di kantor imigrasi maupun di luar. Dalam hal ini petugas imigrasi yang akan mendatangi pemohon.

Untuk program layanan paspor dimaksud, kata dia, tidak hanya dilakukan di Kota Palu, tetapi semua kabupaten yang masuk dalam wilayah kerja Kantor Imigrasi Palu.

Ia mengatakan bahwa di Provinsi Sulteng ada dua kantor imigrasi, yakni satu berkedudukan di Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng dan Luwuk, Kabupaten Banggai.

Kantor Imigrasi Luwuk (Banggai) menjangkau sejumlah wilayah di Sulteng, termasuk Banggai Laut, Banggai Kepulauan, Morowali, dan Morowali Utara.

Kantor Imigrasi Palu, lanjut dia, menjangkau Kabupaten Tolitoli, Buol, Poso, Donggala, Parigi Moutong, Sigi, dan Kota Palu.

Menjawab pertanyaan, Danil mengatakan bahwa masih sepinya permohonan paspor umrah kemungkinan terkait dengan pembatasan jumlah anggota jemaah dan masalah ongkos umrah yang mengalami penaikan dari sebelumnya.

Oleh karena itu, kata dia, kebanyakan yang mengurus paspor umrah sekarang ini bukan untuk musim umrah tahun ini, melainkan pada tahun-tahun mendatang.

Secara umum, kata Danil, masa pandemi COVID-19, pemohon paspor di Palu dalam beberapa bulan terakhir ini menurun dibandingkan sebelum masa pandemi.

“Kalau sebelum pandemi, paspor diterbitkan setiap bulannya mencapai 70—80 buku, kini turun drastis paling banyak 30 buku paspor,” ujarnya.

Pelayanan paspor dilakukan dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan, baik petugas maupun pemohon sama-sama harus mematuhi protokol kesehatan yakni cuci tangan, pakai pasker, dan menjaga jarak satu sama lainnya.(Anjas)