Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sumsel Elbaroma di Palembang, Rabu, mengatakan peredaran uang tunai berpotensi menjadi perantara penyebaran COVID-19 sehingga pemerintah sejak awal pandemi telah mendorong penggunaan nontunai dalam mengoptimalkan penerapan protokol kesehatan.
“Jika memang bisa jangan sampai keluar uang atau cara manual, sebisa mungkin pakai apikasi atau transfer,” ujarnya.
Selama pandemi, berbagai bank pemerintah maupun swasta, dan pengembang dompet digital secara masif menggandeng PKL serta mengajak masyarakat untuk menerapkan transaksi nontunai. Metode tersebut dinilai lebih memudahkan usaha di tengah upaya pencegahan COVID-19.
Terlebih, kata dia, saat ini geliat PKL secara bertahap kembali normal, terutama di pinggir-pinggir jalan, namun masih didapati PKL yang tidak mematuhi protokol kesehatan.
Tempat usaha para pedagang kaki lima, kata dia, menjadi salah satu titik rawan penyebaran COVID-19 sehingga penerapan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan) harus lebih ketat.
BPBD sebagai bagian Satgas COVID-19 Sumsel terus menyosialisasikan kepada PKL agar selalu menerapkan 3M karena kesadaran PKL terhadap 3M cenderung fluktuatif, yakni penerapannya cenderung hanya untuk menghindari sanksi petugas.
“Kami selalu mengingatkan PKL pentingnya masker, cuci tangan serta jaga jarak dengan cara-cara humanis supaya mereka mau mengikuti anjuran,” kata Elbaroma.(Anjas)