Khutbah Jumat: Kapan Saja Kita Bershalawat?

oleh
t_5f06b53f67cdd_700

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ‭ ‬صَلَّى‭ ‬عَلَيَّ‭ ‬أَوْ‭ ‬سَأَلَ‭ ‬لِي‭ ‬الوَسِيْلَةَ‭ ‬حَقَّتْ‭ ‬عَلَيْهِ‭ ‬شَفَاعَتِي‭ ‬يَوْمَ‭ ‬القِيَامَةِ

Barangsiapa bershalawat kepadaku atau meminta agar aku mendapatkan wasilah, maka dia berhak mendapatkan syafa’atku pada hari kiamat nanti.” (Hadits ini terdapat dalam Fadhlu Ash Sholah ‘alan Nabiy no. 50, Isma’il bin Ishaq Al Jahdiy. Dikatakan sahih oleh Syaikh Al-Albani).

Dalam ayat disebutkan perintah untuk bershalawat,

إِنَّ‭ ‬اللَّهَ‭ ‬وَمَلَائِكَتَهُ‭ ‬يُصَلُّونَ‭ ‬عَلَى‭ ‬النَّبِيِّ‭ ‬يَا‭ ‬أَيُّهَا‭ ‬الَّذِينَ‭ ‬آَمَنُوا‭ ‬صَلُّوا‭ ‬عَلَيْهِ‭ ‬وَسَلِّمُوا‭ ‬تَسْلِيمًا

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab: 56)

Imam Al-Bukhari rahimahullah menyatakan bahwa Abul ‘Aliyah berkata, shalawat dari Allah untuk nabi maksudnya adalah sanjungan Allah di sisi malaikat. Shalawat dari malaikat untuk Nabi maksudnya adalah doa.

Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan maksud ayat,

أَنَّ‭ ‬الله‭ ‬َسُبْحَانَهُ‭ ‬أَخْبَرَ‭ ‬عِبَادَهُ‭ ‬بِمَنْزِلَةِ‭ ‬عَبْدِهِ‭ ‬وَنَبِيِّهِ‭ ‬عِنْدَهُ‭ ‬فِي‭ ‬المَلَأِ‭ ‬الأَعْلَى،‭ ‬بِأَنَّهُ‭ ‬يُثْنِي‭ ‬عَلَيْهِ‭ ‬عِنْدَ‭ ‬المَلاَئِكَةِ‭ ‬المُقَرَّبِيْنَ،‭ ‬وَأَنَّ‭ ‬المَلاَئِكَةَ‭ ‬تُصَلِّي‭ ‬عَلَيْهِ‭. ‬ثُمَّ‭ ‬أَمَرَ‭ ‬تَعَالَى‭ ‬أَهْلَ‭ ‬العَالَمِ‭ ‬السُّفْلِي‭ ‬بِالصَّلاَةِ‭ ‬وَالتَّسْلِيْمِ‭ ‬عَلَيْهِ،‭ ‬لِيَجْتَمِعَ‭ ‬الثَّنَاءُ‭ ‬عَلَيْهِ‭ ‬مِنْ‭ ‬أَهْلِ‭ ‬العَالَمِيْنَ‭ ‬العُلْوِي‭ ‬وَالسُّفْلِي‭ ‬جَمِيْعًا‭.‬

“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan pada hamba-Nya mengenai kedudukan Nabi Muhamamd sebagai hamba dan Nabi Allah di tempat yang tertinggi. Malaikat terdekat akan terus menyanjung beliau. Para malaikat juga mendoakan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Begitu pula Allah Ta’ala memerintahkan pada makhluk yang berada di bumi untuk mengucapkan shalawat dan salam pada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jadinya, makhluk di langit dan di bumi semuanya menyanjung beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6: 225)

Ucapan shalawat yang paling minimal adalah ALLAHUMMA SHOLLI ‘ALA MUHAMMAD. Bacaan shalawat yang paling bagus seperti bacaan shalawat Ibrahimiyyah saat tahiyat.

Di antara tempat-tempat yang dianjurkan membaca shalawat pada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah:

Pertama: Bershalawat pada hari Jumat

Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَكْثِرُوا‭ ‬عَلَىَّ‭ ‬مِنَ‭ ‬الصَّلاَةِ‭ ‬فِى‭ ‬كُلِّ‭ ‬يَوْمِ‭ ‬جُمُعَةٍ‭ ‬فَإِنَّ‭ ‬صَلاَةَ‭ ‬أُمَّتِى‭ ‬تُعْرَضُ‭ ‬عَلَىَّ‭ ‬فِى‭ ‬كُلِّ‭ ‬يَوْمِ‭ ‬جُمُعَةٍ‭ ‬،‭ ‬فَمَنْ‭ ‬كَانَ‭ ‬أَكْثَرَهُمْ‭ ‬عَلَىَّ‭ ‬صَلاَةً‭ ‬كَانَ‭ ‬أَقْرَبَهُمْ‭ ‬مِنِّى‭ ‬مَنْزِلَةً

Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jum’at. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.” (HR. Al-Baihaqi dalam Sunan Al-Kubra. Dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, Syaikh Al-Albani menyatakan bahwa hadits ini hasan lighairihi ‘hasan dilihat dari jalur lain’).

Kedua: Bershalawat ketika nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam disebut

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

رَغِمَ‭ ‬أَنْفُ‭ ‬رَجُلٍ‭ ‬ذُكِرْتُ‭ ‬عِنْدَهُ‭ ‬فَلَمْ‭ ‬يُصَلِّ‭ ‬عَلَىَّ

Sungguh celaka, orang yang disebut namaku di sisinya lantas ia tidak bershalawat untukku.” (HR. Tirmidzi no. 3545. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Dari ‘Ali bin Abi Thalib, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْبَخِيلُ‭ ‬الَّذِى‭ ‬مَنْ‭ ‬ذُكِرْتُ‭ ‬عِنْدَهُ‭ ‬فَلَمْ‭ ‬يُصَلِّ‭ ‬عَلَىَّ

Orang yang disebut pelit adalah orang yang ketika disebut namaku di sisinya lalu ia tidak bershalawat untukku.” (HR. Tirmidzi no. 3546. Al-Hafizh Abu Taohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).