Kakanwil Lantik Pengurus Pokjaluh Sumsel

oleh
IMG-20201026-WA0032

Palembang, KRSumsel.com – Kakanwil Kemenag Sumsel Dr. Drs. H. Mukhlisuddin SH, MA melantik secara resmi kepengurusan Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Provinsi Sumsel periode 2020-2023 di Hotel Amaris Palembang, Sabtu (26/10).

Hadir dalam acara pelantikan, Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Sumsel H. Abadil S.Ag, M.Si, Kepala Bidang Penerangan Agama Islam dan Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Evi Zurfiana SE, M.Pd.I, Kepala Kantor Kemenag Kota Palembang H. Deni Priansyah S.Ag, M.Pd.I, serta Kasubbag dan Kepala Seksi Kanwil Kemenag Sumsel.

Mukhlisuddin dalam sambutannya berharap, keberadaan Pokjaluh Sumsel dapat meningkatkan kualitas para penyuluh agama di Sumsel.

“Organisasi ini adalah inisiatif kalian sendiri. Karenanya, buatlah kegiatan-kegiatan sesuai porsinya. Tunjukkanlah eksistensi dari Pokjaluh. Apa maksud dan tujuan dari organisasi, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangan panjang. Tunjukkanlah bahwa organisasi ini ada manfaatnya bagi para penyuluh dan masyarakat,” tegas Mukhlisuddin.

Dia menambahkan, pasca pelantikan ini para penyuluh di Sumsel makin terdepan. Untuk itu, para penyuluh mesti ditingkatkan kualitas dan kapasitasnya. Terutama dalam memberikan pencerahan bagi masyarakat.

“Penyuluh harus menguasai berbagai trik untuk menarik hati para pendengar. Bila tidak, tentu akan membosankan. Sampaikan ceramah dengan jelas dan tidak terburu-buru. Tak kalah penting adalah pandai menyesuaikan dengan kondisi. Ceramah di depan orang yang lagi senang tentu berbeda dengan di tempat orang yang lagi mendapat musibah,” jelas Mukhlisuddin.

Keberadaan Kemenag sangat dibutuhkan orang, salah satunya adalah karena keberadaan penyuluh yang sampai di pelosok desa. Karenanya, status penyuluh ataupun penceramah sangatlah terhormat.

“Jadilah penyuluh yang proporsional dan profesional. Proporsional artinya tepat sasaran dan profesional artinya memiliki kompetensi. Amalkan 5 S, yaitu senyum, salam, sapa, sopan, dan santun. Performance atau penampilan harus diperhatikan. Perhatikan kerapian dan kebersihan. Perhatikan pakaian, apakah sudah tepat. Bagaimana orang mau mendengarkan kita kalau penampilan asal-asalan dan tidak meyakinkan,” tuntas Mukhlisuddin. (quds)