Rajab mahasiswa semester 5 Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan Sri Asmini Krisim Hartom mahasiswi semester 5 Program Studi Rekayasa Indrastruktur dan Rekayasa Lingkungan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oloe.
Menurut Rajab di Kendari, Jumat, saat berangkat ke Jakarta nanti ia dan Sri Asmini akan memaparkan proposal kebahasaan dan penampilan seperti tarian yang telah disiapkan selama tiga bulan di hadapan para dewan juri.
Ia mengatakan penggunaan bahasa daerah, khususnya bahasa daerah Suku Tolaki di Sulawesi Tenggara telah mengalami kemunduran sehingga penting menjadi perhatian untuk kembali melestarikan penggunaan bahasa daerah tersebut.
“Jadi parameter kami bahwa bahasa daerah Tolaki sudah mulai tergerus, pertama intensitas penggunaan bahasa daerah tersebut di ranah keluarga, pendidikan maupun sosial dan budaya kurang,” kata Rajab didampingi Sri Asmini usai memaparkan program yang akan ditampilkan di tingkat nasional.
Senada dengan Rajab, Sri Asmini menilai bahwa generasi muda atau yang biasa disebut generasi milenial saat ini jarang menggunakan bahasa daerah, namun bahasa daerah lebih banyak digunakan usia 30 tahun ke atas sehingga bahasa daerah mengalami kemunduran dan tidak dilestarikan.
“Nah, itulah mengapa kita mengangkat isu ini agar kami ingin menunjukkan kepada generasi muda bahwa bahasa daerah bukan sesuatu yang kuno atau hal yang memalukan tetapi itu adalah identitas ciri dari kita sendiri,” tambah Sri Asmini.
Keduanya pun menyatakan telah mempersiapkan semuanya dengan matang untuk bersaing di tingkat nasional.
Rajab dan Sri Asmini juga optimistis bisa masuk di posisi lima besar, bahkan mereka menargetkan bisa meraih juara dan mengharumkan nama Sulawesi Tenggara di ajang pemilihan duta bahasa tingkat nasional tahun 2020.
Sementara itu Kepala Kantor Bahasa Sultra, Herawati mengatakan duta bahasa adalah salah satu program prioritas yang digagas oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, sehingga ia menyampaikan bahwa akan selalu mendukung program dari duta bahasa.
Menurut dia duta bahasa sangat penting karena merupakan perpanjangan tangan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa untuk memasyarakatkan penggunaan bahasa Indonesia sekaligus menginformasikan trigatra bangun bahasa, yaitu mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah dan menguasai bahasa asing.
“Kalau yang namanya target atau pencapaian siapapun pasti punya perwakilan duta bangsa. Dari (kami) di provinsi pasti berharap mereka bisa melakukan usaha maksimal untuk masuk lima besar,” katanya.
“Oleh karena itu, kami memberikan dukungan dan terus memotivasi para duta bahasa yang terpilih itu supaya bisa melakukan upaya yang maksimal, supaya mereka bisa sampai ke tahap minimal lima besar,” demikian Herawati. (Anjas)