Ia mengatakan dari data yang masuk tersebut, kemudian divalidasi lagi oleh Kemnaker yang menjadi penanggung jawab anggaran dari Kemenkeu dan selanjutnya dana tersebut diserahkan kepada pekerja melalui bank negara.
“Pemprov Jatim bahagia karena ada stimulus uang pekerja. Diharapkan uang tersebut bisa dibelanjakan di pasar untuk kebutuhan dan meningkatkan daya beli masyarakat, karena ada perputaran uang di dalamnya,” ucapnya.
Ia menjelaskan dengan adanya peningkatan daya beli itu tentunya ada pergerakan uang yang beredar luas di masyarakat dan memperkuat pemberdayaan. “Kalau daya beli itu ada, maka bisa menurunkan angka kemiskinan di Jawa Timur,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Direktur BPJAMSOSTEK Kanwil Jatim Dodo Suharto mengatakan pihaknya mendorong kepada perusahaan untuk melaporkan rekening para peserta. “Selama sepuluh hari terakhir kami terus berusaha mengumpulkan rekening peserta yang gajinya di bawah Rp5 juta,” tuturnya.
Ia mengatakan di Jawa Timur jumlah peserta penerima upah sebanyak 1,8 juta dan yang sudah disetorkan sebanyak 1,6 juta nomor rekening. “Target kami 1,5 juta yang dikirimkan, tetapi berhasil disetorkan 1,6 juta nomor rekening,” ujarnya.
Sementara itu, Dominicus Buulolo seorang securty sekolah Cita School mengaku senang dengan bantuan yang diberikan itu.
BSU ini diterima oleh 20 orang perwakilan dari pekerja kategori Penerima Upah (PU) dengan berbagai latar belakang pekerjaan dan disaksikan oleh Menteri Ketenagakerjaan, Direktur Utama dan Ketua Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan (BPJAMSOSTEK), Menteri BUMN, Menteri Koordinator Perekonomian, dan secara live streaming bersama 495 perwakilan pekerja dari seluruh Indonesia.
Menurut Agus Susanto, Direktur Utama BPJAMSOSTEK, 2,5 juta pekerja ini merupakan gelombang pertama dari total 10,8 juta nomor rekening yang sudah tervalidasi oleh BPJAMSOSTEK. Gelombang berikutnya untuk transfer dana BSU akan segera dilakukan secara bertahap hingga seluruh rekening pekerja yang telah tervalidasi bisa menerima haknya.