Jakarta, KRsumsel.com – Pelaku usaha memanfaatkan teknologi dan diversifikasi usaha sebagai strategi solusi untuk menghadapi tantangan kondisi sulit akibat dampak pandemi COVID-19, kata Anggota Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bidang 9 dr. Rose Yunita Latuconsina.
“Kami banyak melakukan adaptasi dengan banyak menggunakan teknologi-teknologi aplikasi yang berbayar maupun yang gratis untuk bisa tetap mendeliver pelayanan kami terhadap klien,” kata Rose Yunita yang juga CEO PT Fastindo Makmur Properti dr. Rose Yunita Latuconsina dalam konferensi pers bersama Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 di Graha BNPB Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan bahwa di tengah wabah COVID-19 yang telah melemahkan banyak perekonomian dunia, perusahaannya pun tidak luput dari dampak pandemi tersebut.
“Kalau di properti terasa sekali dampaknya akibat COVID-19, karena mereka sangat menghindari untuk bertemu secara fisik,” katanya.
Untuk itu, ia berupaya untuk keluar dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi dengan melakukan banyak penyesuaian, antara lain adalah dengan memanfaatkan teknologi untuk tetap memberikan pelayanan terbaik kepada klien.
“Jadi tetap semua ada solusinya. Kita banyak melakukan banyak adaptasi dengan banyak menggunakan teknologi,” katanya.
Kemudian, selain memanfaatkan teknologi, ia juga berupaya melakukan diversifikasi bisnis sehingga aktivitas ekonomi tetap berjalan dan kesejahteraan para pegawai juga tidak terpuruk akibat pukulan ekonomi dari pandemi COVID-19.
“Jadi kami sebenarnya bergerak di bidang training. Namun, karena dampak dari pandemi, akhirnya kami melakukan shifting untuk melihat peluang bisnis penyemprotan disinfektan,” ujar Rose.
Di tengah pandemi yang penyebarannya terjadi melalui droplet itu, Rose juga berupaya melakukan berbagai inovasi dan kreasi, salah satunya dengan membuat tas multifungsi yang ramah lingkungan.
“Multifunction bag ini bisa dilipat dan ramah lingkungan, benar-benar tidak menggunakan plastik dan juga sesuai dengan Pergub Nomor 142 Tahun 2019,” demikian kata Rose.
Sementara itu, selain Rose, ada juga Jaqueline Margareth Sahetapy, pengusaha alat kesehatan yang juga berupaya melakukan diversifikasi usaha dengan melakukan bisnis perdagangan ikan tuna.
“Kemarin saya sempat trading tuna, karena di Maluku potensi sumber daya lautnya sangat besar,” katanya.
Dengan melakukan diversifikasi usaha ke perdagangan ikan tuna tersebut, ia berupaya untuk tidak hanya mempertahankan kesejahteraan pagawainya di bidang usaha alat kesehatan yang digelutinya, tetapi juga berupaya menyerap hasil usaha nelayan melalui usaha barunya itu.
“Jadi dengan begitu kita juga bisa membantu nelayan. Dengab kondisi seperti ini, dengan akses kota di pusat, saya membantu penjualan mereka. Para nelayan saya kumpulin, terus kita melakukan penjualan di Jakarta,” kata Jaqueline.(anjas)