

“Itu sudah hasil kesepakatan bersama antara warga dengan pemerintah desa dan kecamatan beberapa waktu lalu,” katanya saat dihubungi di Kulawi, Senin.
Ia menjelaskan dalam rapat yang dihadiri semua tokoh masyarakat, adat, pemuda, perempuan, agama dengan pemerintah desa dan kecamatan itu, warga sendiri yang minta untuk direlokasi sebab permukiman lama di Desa Bolapapu, sudah tidak aman lagi untuk dihuni karena selalu dillanda banjir dan longsor terutama di musim hujan.
Desa Bolapapu dalam beberapa tahun terakhir ini sering diterjang banjir bandang yang tidak hanya memorak-porandakan rumah, tetapi juga sarana pendidikan, kesehatan, rumah ibadah, insfranstruktur jalan, jembatan dan listrik, lahan perkebunan, pertanian dan menelan korban jiwa.
Pada 2012, bencana banjir bandang terparah di Desa Bolapapu dengan jumlah korban sekitar enam orang dan pada 2019 bencana yang sama menelan korban jiwa dua orang. Pada 8 Agustus 2020, banjir bandang kembali menghajar permukiman itu, tetapi tidak ada korban jiwa, kecuali banyak rumah yang rusak dan hanyut diterjang banjir bandang.
Karena permukiman tersebut rawan banjir bandang dan tanah longsor, makanya, warga setempat inginkan agar mereka dipindahkan ke lokasi permukiman yang lebih aman dari bencana alam.
Sekarang ini, kata Camat Roly, pemerintah Desa Bolapapu sedang menyusun proposal soal relokasi untuk disampaikan kepada Bupati Sigi, Mohammad Irwan Lapata.
“Kita berharap proposal segera rampung dan secepatnya diserahkan kepada Pemkab Sigi untuk menindak lanjutinya,” kata dia.
Di Kabupaten Sigi ada beberapa wilayah yang memiliki tingkat kerawanan tinggi bencana alam banjir dan tanah longsor yakni Lindu, Kulawi Selatan, Gumbasa, Tanambulava, Dolo, Dolo Selatan, Marawola dan Sigibiromaru. (Anjas)