Jakarta, KRSumsel – Atlet panahan Indonesia Riau Ega Agatha Salsabila menyesalkan sikap PP Perpani yang mencoretnya dari tim pemusatan latihan nasional Olimpiade Tokyo 2020. Padahal niat dia baik.
Riau sejatinya salah satu andalan Indonesia meraih medali di Olimpiade yang berlangsung di Tokyo, 23 Juli sampai 8 Agustus 2021. Dia meraih tiket nomor perorangan recurve putra saat tampil di Asian Games 2018. Selain itu, World Archery juga sudah mengirimkan formulir dan daftar nama atlet yang lolos kualifikasi Olimpiade 2020.
Selain Ega, pepanah lainnya yang lolos Diananda Choirunisa, nomor perorangan recurve putri. Tapi jelang dimulainya pelatnas panahan Olimpiade awal Agustus, Ega justru dicoret dari tim. Dia dianggap tidak mau mengikuti aturan dari federasi.
Surat keputusan itu dikeluarkan oleh PP Perpani pada 8 Agustus lalu dan ditandatangani oleh Ketua Umumnya, Illza Sa’aduddin Djamal.
“Bahwa PP Perpani mencoret nama saudara/i atlet pengprov Perpani Jawa Timur sebagai atlet pelatnas Olimpiade dan mencabur surat bernomor 13 tahun 2020 tanggal 30 Juni tentang penetapan atlet dan pelatih persiapan pelatnas Olimpiade 2020. Dikarenakan saudara/i tidak memenuhi panggilan PP Perpani untuk mengikuti pelatnas Olimpiade dan tidak taat dengan aturan dan keputusan PP Perpani, dan menyampingkan kepentingan negara, maka PP Perpani akan memproses sanksi kepada saudara sesuai dengan aturan AD/ART dan kebijakan organisasi Perpani,” bunyi surat tersebut.
Merespons surat tersebut, Ega mengakui punya alasan khusus tak memenuhi panggilan Perpani. Selain belum mendapat izin dari manajemen KONI Jatim karena wabah COVID-19, juga karena ketersediaan pelatih.Surat pencoretan itu pun ditembuskan kepada Menpora, KONI Pusat, NOC Indonesia (KOI), KONI Jatim, Perpani Jatim, dan Satgas Pelatnas Olimpiade Perpani 2020.
“Awalnya itu saat Webinar pertama kami dengan kepengurusan yang baru. Di pertemuan itu saya sempat bilang, inginnya program latihan tetap dengan Pak Deni Trisyanto (pelatih daerah Jatim). Saya tak asal minta karena saya dapat dua kali tiket Olimpiade 2016 dan 2020 bersama dengan beliau. Makanya, untuk persiapan Olimpiade saya inginnya dengan beliau,” Ega membuka perbincangan dengan detikSport, Kamis (13/8/2020).
“Ternyata sekitar 26 Juni ada seleksi untuk pelatih via Zoom dan hasilnya pelatih saya tidak masuk. Setelah itu saya buat surat permohonan ke pengurus bahwa saya harus dilatih oleh beliau.”
“Kemudian ada webinar-webinar selanjutnya saya tak ikut. Soalnya saya masih di bawah manajemen KONI Jatim dan mereka belum mengizinkan untuk berangkat pelatnas di Jakarta karena Jatim masih tinggi kasus COVID-19. Jadi setiap undangan saya belum masuk dulu karena belum ada keputusan dari KONI,” dia menjelaskan.
“Saya sempat tawarkan kalau permohonan saya tak diterima saya rela gaji dipotong atau gajinya saya diberikan ke pelatih. Soalnya ada namanya periodesasi latihan, siklusnya, jadi itu semua sudah disiapkan lama agar di Olimpiade saya pas peak perfomanya,” ujarnya.Peraih medali emas SEA Games 2019 ini bukan tanpa usaha untuk meyakinkan pengurus arti pentingnya pelatihnya, Deni, dalam persiapan menuju Olimpiade. Sejak delapan bulan terakhir, Ega masih melakukan latihan sesuai dengan program yang diberikan pelatih. Selain itu, Deni juga ikut berperan dalam kesuksesan Ega dalam meraih tiket Olimpiade Tokyo.
“Tapi pengurus hanya merespons gabung saja dulu. Empat bulan dievaluasi, jika tak sreg bisa dipanggil pelatihnya. Saya bilang, program saya sudah jalan dan selama ini saya tak difasilitasi oleh pelatnas. Uang saku juga belum dapat. Saya juga bilang sudah tak ada waktu lagi coba-coba karena program saya sudah jalan dan itu ganggu siklus saya.”
Perpani bergeming dan mrngeluarkan Surat Peringatan pertamanya kepada Riau Ega pada awal Agustus. Kemudian berlanjut ke Surat Peringatan kedua dan pencoretan.
“Saya tak mendapat suratnya, saya cuma di-Whatsapp. Katanya sudah dikirim ke KONI dan Pengprov. Kemudian selang seminggu tak ada, muncul Surat Peringatan II dan pencoretan nama saya. Soalnya tak ada titik temu,” katanya.
“Saya lebih menyesal jika program saya tak jalan. Soalnya untuk mendapat tiket Olimpiade setengah mati. Saya sampaikan alasan dan melakukan penawaran. Jika tak diterima ya sudah, saya biasa saja. Memang saya tahu beratnya di Olimpiade seperti apa tapi jika keputusannya seperti itu? Soalnya saya berangkat juga tak pasti, apalagi yang saya siapkan selama empat tahun ini sia-sia jika dianggapnya seperti itu,” dia menambahkan.Riau Ega Agatha Salsabila mengaku tak menyesal dengan keputusannya. Dia hanya berharap ada titik temu yang baik antara kedua belah pihak.
“Tetap saya arahannya dari KONI Jatim. Jadi kalau ada apa-apa lebih enak di daerah. Kalau tanpa izin di daerah bagaimana saya pulangnya, harapan saya semua tetap terjaga dengan baik. Tapi saat ini prioritas saya di keluarga karena bisa punya tempat untuk pulang,” harapnya.(*)