Jakarta, KRSumsel – Ada euforia setelah Valentino Rossi naik podium di MotoGP Andalusia. Namun, menurut eks pebalap Loris Reggiani, hasil Rossi tidak layak dirayakan berlebihan.
Rossi mengakhiri puasa podium selama hampir dua tahun setelah finis ketiga dalam balapan di Sirkuit Jerez, sepekan lalu. Pebalap Yamaha ini menyentuh garis finis di belakang rekan setimnya, Maverick Vinales, Fabio Quartararo yang tampil sebagai pemenang lomba.
Namun, toh Rossi melintasi garis finis dengan selisih lima detik dari Quartararo, rider Petronas SRT yang merupakan tim satelit Yamaha. Selain itu, tidak bisa dipungkiri kalau juara dunia sembilan kali itu turut diuntungkan dengan kandasnya Peco Bagnania, Franco Morbidelli, dan Jack Miller.
Bagaimanapun, sukses Rossi finis podium mendapatkan pujian dari berbagai pihak. Manajer Yamaha Lin Jarvis bahkan tidak ragu menyebut, Rossi punya peluang merebut titel juara ke-10.
“Saya tidak paham dengan seluruh euforia untuk Valentino, meskipun dia kembali ke podium di usia 41 tahun,” ucap Reggiani kepada In Sella, yang dikutip Tuttomotoriweb
“Saya akan mengatakan bahwa di depan dia ada dua motor yang sama dengan dia dan Morbidelli juga sempat menyalip dia. Saya pikir ini adalah sisi lain dari koinnya,” lanjut pria Italia yang pernah balapan di kelas 500 cc itu.
Di akhir balapan, Rossi mengakui sempat berdebat panjang dengan Yamaha. Mantan pebalap Honda dan Ducati itu ngotot untuk mengubah setelan motor agar sesuai dengan gaya balapnya.
“Dalam beberapa bulan ini, saya kesulitan untuk melakukan perubahan. Terkadang, anda menghadapi masalah yang tidak anda harapkan. Itu mengenai masalah kebijakan. Saya mengendarai motor yang bukan milik saya. Saya merasa tak nyaman,” sahut Valentino Rossi.(*)