Berikut Asal – Usul Pembentukan Identitas Masyarakat Kayuagung

oleh
IMG_2032

Sampai saat pemerintahan marga dibubarkan, dilingkungan marga Kayuagung telah berkembang manjadi 19 dusun, yaitu Sukadana, Paku, Mangun Jaya, Sida Kersa, Jua-Jua, Kayuagung, Perigi, Kotaraya, Kedaton, Celikah, Kijang Ulu, Muara Burnai, Tanjungsari, Lubuk Seberuk, Rantau Durian, Sungai Belida, Secupak, Tebing Suluh, dan Cahya Bumi. (Dewasa ini, jumlah itu telah bertambah).

Setiap nama dusun tersebut memiliki cerita tersendiri sebagai asal-usulnya, sebagaimana dipaparkan berikut.

Sukadana, dinamakan Sukadana karena lebak dari dusun itu mengelilingi sebuah danau. Pada mulanya dusun ini bernama Suka Danau, tapi lama kelamaan berubah penuturannya menjadi Sukadana. Sementara itu dusun Paku, dinamakan demikian memiliki latar belakang peristiwa berhubungan dengan tumbuhan paku atau sejenis pakis. Menurut cerita, pada waktu merintis dusun ini, Tuan Mekedum alias Bucit terjatuh kedalam pusaran air di Lubukbaru. Tempat ini berada di sebelah selatan dusun Jua-Jua. Pada waktu terjatuh itu ia dapat berpegang pada serumpun tumbuhan paku dan lantaran itu ia selamat dari pusaran air. Untuk memperingati peristiwa ini dusun ini dinamakan dengan dusun Paku. Menurut cerita, Bucit menjadikan paku sebagai suatu tumbuhan patangan untuk dimakan.

Mangun Jaya, berasal dari nama seseorang pimpinan yang merintis di buatnya dusun ini. Namanya adalah si Mangun, sedangkan jaya berarti sukses atau kejayaan. Sida Kersa, diambil dari penggunaan tempat ini pada zaman dahulu sebagai tempat orang penghukuman. Dalam bahasa kayuagung, orang hukuman disebut Dersa. Kata ini selanjutnya di pandang sebagai kata dasar yang setelah melalui penuturan dari masa ke masa menjadi Sida Kersa. Jua-Jua di ambil dari nama ikan Juwa-juwa yaitu semacam ikan ikan seluang. Karena mengikuti penuturan lama kelamaan kata juwa-juwa berubah menjadi Jua-Jua.

Kayuagung, disebut demikian sebagaimana telah disinggung terdahulu ialah karena ditengah-tengah dusun ini terdapat sebatang kayu yang sangat besar. Sekarang kayu itu sudah tidak ada lagi. Perigi, dinamakan Perigi karena pada waktu mendirikannya didusun ini ada sebuah kolam atau Perigi. Lagi pula nama ini merupakan pindahan dari nama dusun di Pematang Sidahutang. Selanjutnya Kotaraya, dusun ini merupakan pindahan dari dusun yang pada masa sebelum bencana banjir besar, sangat ramai. Sedangkan kedaton disebut demikian karena didirikan di atas daratan yang dahulu bernama Talang kedaton. Sedangkan Celikah dan dusun Muara Burnai memperoleh nama demikian lokasi dusun ini terletak pada muara sungai Burnai anak sungai Lempuing. Demikian pula halnya dengan Tanjung sari yang memperoleh namanya lantaran berada pada Tanjungan sungai. Dusun tanjungsari sangat mudah terlihat dari arah hulu maupun hilir sungai sehingga tempat ini menjadi sangat strategis untuk melakukan berbagai kegiatan sosial-budaya.

Lubuk Seberuk memperoleh nama demikian karena di tempat itu terdapat suatu lubuk yang banyak berisi ikan seberuk, sedangkan Rantau Durian dahulu merupakan suatu tempat berkebun durian. Sungai Belida mengambil nama sungai yang melintas di dusun itu, sedangkan dusun Secupak dinamakan Secupak karena terletak ditepian sebuah tempat yang bernama Tembaku Secupak.

Nama Cahaya Bumi berasal dari rasa optimisme masyarakat pada awal tempat itu dibangun menjadi suatu perkampungan. Penduduk ditempat ini berasal dari dusun Belitang Komering Ilir Ulu. Mereka datang kesini maksud dengan mencari penghidupan yang lebih baik, dan merasakan bahwa di dusun ini mereka memang memperoleh perbaikan hidup yang lebih sejahtera. Oleh karenanya mereka menamakan tempat yang baru ini dengan Cahya Bumi yaitu daerah yang memberikan sinar atau harapan.

Di antara sembilan belas dusun yang disebutkan tadi, hanya dusun kayuagung yang di huni oleh keturunan dari Skala Berak, sedangkan dusun lain oleh keturunan Abung Bungamayang.

Selanjunya kayuagung pernah memiliki peranan yang sangat penting sebagai “ibu kota)” onder-efdeeling Komering Ilir, disamping Tanjung raja sebagai ibu kota onder-afdeeing Ogan ilir. Dewasa ini, kayuagung merupakan ibu kota Kabupaten Ogan Komering Ilir.