Khutbah Jumat: Kapan Saja Kita Bershalawat?

oleh
0-sholawat-.M

Kedua: Bershalawat ketika nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam disebut

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

رَغِمَ‭ ‬أَنْفُ‭ ‬رَجُلٍ‭ ‬ذُكِرْتُ‭ ‬عِنْدَهُ‭ ‬فَلَمْ‭ ‬يُصَلِّ‭ ‬عَلَىَّ

Sungguh celaka, orang yang disebut namaku di sisinya lantas ia tidak bershalawat untukku.” (HR. Tirmidzi no. 3545. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Dari ‘Ali bin Abi Thalib, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْبَخِيلُ‭ ‬الَّذِى‭ ‬مَنْ‭ ‬ذُكِرْتُ‭ ‬عِنْدَهُ‭ ‬فَلَمْ‭ ‬يُصَلِّ‭ ‬عَلَىَّ

Orang yang disebut pelit adalah orang yang ketika disebut namaku di sisinya lalu ia tidak bershalawat untukku.” (HR. Tirmidzi no. 3546. Al-Hafizh Abu Taohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Ketiga: Bershalawat ketika berdoa

Fudhalah bin ‘Ubaid berkata,

سَمِعَ‭ ‬النَّبِىُّ‭ -‬صلى‭ ‬الله‭ ‬عليه‭ ‬وسلم‭- ‬رَجُلاً‭ ‬يَدْعُو‭ ‬فِى‭ ‬صَلاَتِهِ‭ ‬فَلَمْ‭ ‬يُصَلِّ‭ ‬عَلَى‭ ‬النَّبِىِّ‭ -‬صلى‭ ‬الله‭ ‬عليه‭ ‬وسلم‭- ‬فَقَالَ‭ ‬النَّبِىُّ‭ -‬صلى‭ ‬الله‭ ‬عليه‭ ‬وسلم‭- ‬ا‭ ‬عَجِلَ‭ ‬هَذَا‭ ‬ب‭. ‬ثُمَّ‭ ‬دَعَاهُ‭ ‬فَقَالَ‭ ‬لَهُ‭ ‬أَوْ‭ ‬لِغَيْرِهِ‭ ‬ا‭ ‬إِذَا‭ ‬صَلَّى‭ ‬أَحَدُكُمْ‭ ‬فَلْيَبْدَأْ‭ ‬بِتَحْمِيدِ‭ ‬اللَّهِ‭ ‬وَالثَّنَاءِ‭ ‬عَلَيْهِ‭ ‬ثُمَّ‭ ‬لِيُصَلِّ‭ ‬عَلَى‭ ‬النَّبِىِّ‭ -‬صلى‭ ‬الله‭ ‬عليه‭ ‬وسلم‭- ‬ثُمَّ‭ ‬لِيَدْعُ‭ ‬بَعْدُ‭ ‬بِمَا‭ ‬شَاءَ‭ ‬ب‭.‬

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar seseorang memanjatkan doa dalam shalatnya, lalu ia tidak memanjatkan shalawat pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau pun berkata, “Orang ini terlalu tergesa-gesa dalam doanya.” Kemudian beliau memanggilnya lalu menegurnya atau mengatakan pada lainnya, “Jika salah seorang di antara kalian berdoa, maka mulailah dengan memuji Allah, menyanjung-Nya, lalu bershalawat pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu mintalah doa yang diinginkan.” (HR. Tirmidzi no. 3477 dan Abu Daud no. 1481. Abu Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Al-Hafizh Abu Thahir menilai sanad hadits tersebut hasan).

Keempat: Bershalawat ketika masuk dan keluar masjid

Dari Fatimah, puteri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata bahwa ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk masjid, beliau mengucapkan,

بِسْمِ‭ ‬اللَّهِ‭ ‬وَالسَّلاَمُ‭ ‬عَلَى‭ ‬رَسُولِ‭ ‬اللَّهِ‭ ‬اللَّهُمَّ‭ ‬اغْفِرْ‭ ‬لِى‭ ‬ذُنُوبِى‭ ‬وَافْتَحْ‭ ‬لِى‭ ‬أَبْوَابَ‭ ‬رَحْمَتِكَ

“BISMILLAH WASSALAAMU ‘ALA ROSULILLAH. ALLAHUMMAGHFIR LII DZUNUUBI WAFTAHLII ABWAABA ROHMATIK (artinya: Dengan menyebut nama Allah dan salam atas Rasulullah. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan bukakanlah padaku pintu rahmat-Mu).” Lalu ketika keluar masjid, beliau mengucapkan,

بِسْمِ‭ ‬اللَّهِ‭ ‬وَالسَّلاَمُ‭ ‬عَلَى‭ ‬رَسُولِ‭ ‬اللَّهِ‭ ‬اللَّهُمَّ‭ ‬اغْفِرْ‭ ‬لِى‭ ‬ذُنُوبِى‭ ‬وَافْتَحْ‭ ‬لِى‭ ‬أَبْوَابَ‭ ‬فَضْلِكَ

“BISMILLAH WASSALAAMU ‘ALA ROSULILLAH. ALLAHUMMAGHFIR LII DZUNUUBI WAFTAHLII ABWABAA FADHLIK (artinya: Dengan menyebut nama Allah dan salam atas Rasulullah. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan bukakanlah padaku pintu karunia-Mu).” (HR. Ibnu Majah no. 771 dan Tirmidzi no. 314. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih).

Kelima: Membaca shalawat setelah kumandang azan

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا‭ ‬سَمِعْتُمُ‭ ‬الْمُؤَذِّنَ‭ ‬فَقُولُوا‭ ‬مِثْلَ‭ ‬مَا‭ ‬يَقُولُ‭ ‬ثُمَّ‭ ‬صَلُّوا‭ ‬عَلَىَّ‭ ‬فَإِنَّهُ‭ ‬مَنْ‭ ‬صَلَّى‭ ‬عَلَىَّ‭ ‬صَلاَةً‭ ‬صَلَّى‭ ‬اللَّهُ‭ ‬عَلَيْهِ‭ ‬بِهَا‭ ‬عَشْرًا‭ ‬ثُمَّ‭ ‬سَلُوا‭ ‬اللَّهَ‭ ‬لِىَ‭ ‬الْوَسِيلَةَ‭ ‬فَإِنَّهَا‭ ‬مَنْزِلَةٌ‭ ‬فِى‭ ‬الْجَنَّةِ‭ ‬لاَ‭ ‬تَنْبَغِى‭ ‬إِلاَّ‭ ‬لِعَبْدٍ‭ ‬مِنْ‭ ‬عِبَادِ‭ ‬اللَّهِ‭ ‬وَأَرْجُو‭ ‬أَنْ‭ ‬أَكُونَ‭ ‬أَنَا‭ ‬هُوَ‭ ‬فَمَنْ‭ ‬سَأَلَ‭ ‬لِىَ‭ ‬الْوَسِيلَةَ‭ ‬حَلَّتْ‭ ‬لَهُ‭ ‬الشَّفَاعَةُ

Jika kalian mendengar muadzin, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh muadzin. Kemudian bershalawatlah untukku. Karena siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat padanya (memberi ampunan padanya) sebanyak sepuluh kali. Kemudian mintalah wasilah pada Allah untukku. Karena wasilah itu adalah tempat di surga yang hanya diperuntukkan bagi hamba Allah, aku berharap akulah yang mendapatkannya. Siapa yang meminta untukku wasilah seperti itu, dialah yang berhak mendapatkan syafa’atku.” (HR. Muslim no. 384).

Keenam: Shalawat pada tasyahud akhir