Cemburu, Amri Nekat Bacok Pria Penggoda Isterinya Hingga Putus Tangan

oleh
IMG-20200611-WA0012

Muba, KRSumsel.com – Amri (45), warga Desa Muara Teladan, Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), naik pitam dan cemburu mengetahui sang isteri sering digoda/ditelpon laki-laki lain.

Tanpa berpikir panjang, ia nekat membacok warga satu desa bernama Kurniawan ketika berada di jembatan galang Desa Muara Teladan, Kecamatan Sekayu, Sabtu (06/06/2020) sekitar pukul 18.30 wib.

“Motifnya cemburu buta. Pelaku tidak terima isterinya sering ditelpon/digoda oleh korban ” ujar Kapolres Muba AKBP Yudhi Surya Markus Pinem, SIK saat memimpin prees rilis di Mapolres Muba, Kamis (11/06/2020).

Akibat pembacokan itu, korban Kurniawan menderita luka pada kepala, leher dan tangan. Serta menyebabkan tangan kanan korban putus.

“Tersangka membacokkan senjata tajam jenis parang secara membabi buta ketubuh korban. Keduanya sendiri merupakan satu desa, ” beber dia.

Sambung Yudhi, tersangka sendiri sempat mengingatkan kepada korban untuk berhenti menelpon isterinya.

“Parang itu dibawa tersangka yang kebetulan disimpan di motor saat pulang dari berjualan pentol, ” jelas dia.

Di lokasi kejadian, tesangka yang melihat korban tanpa pikir panjang lalu membacok secara membabi buta ke arah tubuh korban. Akibat pembacokan tersebut. Korban pun harus dilarikan ke rumah sakit daerah sekayu.

Tersangka Amri berhasil ditangkap beberapa jam setelah kejadian pada, Minggu (07/06/2020) pukul 01.10 wib. Saat itu tersangka bersembunyi di rumah keluarganya yang berada di Desa Lumpatan, Kecamatan Sekayu.

“Gerak cepat anggota Tim Serigala Sat Reskrim Polres Muba. Akhirnya meringkus tersangka yang bersembunyi dirumah keluarganya di Desa Lumpatan, ” katanya.

Guna proses lebih lanjut. Kini tersangka berikut barang bukti sudah kita amankan di Mapolres Muba.

“Terhadap tersangka akan kita jerat pasal 351 ayat 2 KUHPIdana, dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara, ” tandasnya.

Sementara itu, tersangka Amri mengaku emosi hingga dirinya nekat membacok korban.

“Aku emosi Pak, dia (korban) sering telpon isteri ku. Sudah ku ingatkan jangan lagi menghubungi. Aku khilaf Pak, aku nyesal, ” ujar dia. (AS)