Kepala Badan Pengelola Dana Haji Buka-bukaan Nasib Dana Rp 135 T

oleh
oleh
2ad81b78-1e8d-46fd-92a5-c31392f0e96b_169

Jakarta,KRSumsel.com – Dana haji yang tercatat oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) per Mei mencapai Rp 135 triliun. Uang tersebut hanya dikelola untuk hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan haji. Hal itu sekaligus membantah isu soal dana yang digunakan untuk kepentingan lain seperti penguatan nilai tukar rupiah.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Pelaksana BPKH Anggito Abimanyu dalam diskusi bersama Aa Gym di saluran YouTube Aagym Official. Nah dalam hal investasi, Anggito menjelaskan pihaknya berencana untuk membangun hotel di Arab Saudi untuk para jemaah.

“Misalnya kita lagi, cita-cita ini punya hotel di Arab Saudi, supaya jemaah haji (dan) umroh kita itu bisa menggunakan fasilitas yang kita miliki,” kata dia dikutip Senin (8/6/2020).

Selain itu pihaknya juga sedang menjajaki investasi katering di Arab Saudi yang juga untuk keperluan para jemaah haji.

“Kita sekarang sedang menjajaki untuk investasi katering di sana dengan Muasassah. Itu ada satu kitchen yang siap saji, itu kita mau ikut supaya masakan Indonesia itu bisa dinikmati oleh jemaah haji dan umrah Indonesia,” ujarnya.

Terkait rencana di atas, lanjut dia juga sekaligus berbisnis sehingga ada keuntungan yang diperoleh.

“Itu bisa dibayangkan kalau kita punya hotel di sana, kita punya katering di sana, dan sebagainya itu kan luar biasa,” sebutnya.

Kepala Badan Pelaksana BPKH Anggito Abimanyu menjelaskan dana tersebut dikelola pihaknya sehingga nilainya bertumbuh. Keuntungan yang diperoleh akan dikembalikan ke jemaah.

“Jadi kami prinsipnya adalah yang pertama aman dulu (uang jemaah haji). Yang kedua bertumbuh dan uangnya bisa diberikan kepada jemaah pada waktu dia menunggu. Lalu waktu berangkat dia dijamin dia bisa berangkat dengan uang yang dia punya dan uang dari hasil pertumbuhan tersebut,” ujarnya.

Jadi dana yang nilainya tumbuh setelah dikelola melalui BPKH, kata dia bakal dikembalikan kepada jemaah.

“Iya kan sekarang Aa mungkin juga tahu bahwa jemaah itu mendapatkan lebih daripada yang dia setor. Dia bayar Rp 35 juta selama katakanlah 20 tahun, dia mendapatkan bagian surplus, dia mendapatkan bagian dari hasil pertumbuhan tersebut,” jelasnya.

Manfaat yang diterima jemaah pun terdiri dari dua macam. Pertama adalah dalam bentuk uang. Lalu yang kedua dalam bentuk peningkatan pelayanan dan fasilitas saat melaksanakan ibadah haji.

Fasilitas dan layanan yang dimaksud meliputi hotel, katering, transportasi, dan lain sebagainya.

“Waktu dia berangkat dia mendapatkan hotel atau pelayanan yang lebih bagus daripada yang dia bayarkan,” tambahnya.

Kepala Badan Pelaksana BPKH Anggito Abimanyu menjelaskan tantangan tersebut lantaran minimnya instrumen investasi berbasis syariah di Indonesia.

Pernyataan tersebut disampaikannya dalam diskusi bersama Aa Gym di saluran YouTube Aagym Official.

“Memang instrumen-instrumen syariah itu di Indonesia itu masih sedikit A, gitu. Kalau cari instrumen syariah sulit, cari tanah wakaf di sini ataupun tanah investasi yang berbasis syariah sulit,” kata dia dikutip Senin (8/6/2020).

Selain itu, pihaknya pun tak bisa bergerak dengan luwes dalam mengelola dana calon jemaah haji. Pasalnya masih ada yang menginginkan agar uang tersebut tidak diapa-apakan.

“Sekali lagi ya pandangan masyarakat itu ingin uangnya pokoknya aman deh, nggak usah diapa-apain. Kira-kira gitu lah A. Kita mau sedikit berkreasi berinovasi ‘oh nggak bisa, nggak boleh’ gitu kan A. Itu yang memang kita membutuhkan orang-orang yang bisa menjadi, memediasi lah, menyampaikan kepada umat gitu,” jelasnya.

Pihaknya pun akan mendorong sosialisasi kepada publik agar masyarakat dapat memahami bagaimana pihaknya mengelola dana jemaah haji

“Iya A makanya ini memang Alhamdulillah ini momentum sekarang ini memang saya juga sudah berpikir untuk kita lebih agresif dalam melakukan sosialisasi,” sebutnya.

Di sisi lain, saat ini performa BPKH masih kalah dibanding pengelola haji negara tetangga, yaitu Lembaga Tabung Haji (TH) Malaysia. Saat ini mereka mengelola dana 2,5 kali lebih besar dibandingkan BPKH.

“Ya uangnya 2,5 kali lipat dibandingkan uang kita. Tapi Insyaallah kalau dengan doa dari Aa dan juga dari ulama, dari masyarakat, kita itu sebetulnya dalam tahun 2030 ya Insyaallah itu bisa melebihi mereka seharusnya karena jemaah haji kita lebih besar. Ya sepanjang kita benarlah mengurusnya,” tambahnya.(*)

SUMBER