Pada saat kekhalifahan Umar bin Khattab, Sa’ad diangkat untuk memimpin pasukan umat Islam melawan Persia dalam Perang Kadisiah. Pasukan umat Islam dibawah komando Sa’ad bin Abi Waqqash berhasil mengalahkan pasukan Kerajaan Persia.
Kemenangan ini sekaligus menjadi pintu masuk dalam mendakwahkan Islam di bumi Persia. Sementara pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan, Sa’ad bin Abi Waqqash ditugaskan untuk memimpin delegasi ke China.
Dalam buku Perkembangan Islam di Tiongkok yang ditulis Ibrahim Tien Ying Ma, ini menjadi tonggak pertama dakwah Islam di negeri tirai bambu. Sebetulnya, ada banyak versi tentang awal dan proses masuknya Islam ke China.
Ada yang menyebut Islam masuk ke China dibawa oleh sahabat Rasulullah yang menetap di Abyssinia (Ethiopia) setelah hijrah yang pertama. Mereka menetap di sana dan tidak kembali lagi ke Mekkah setelah peristiwa hijrah itu.
Kemudian beberapa tahun setelahnya, mereka berlayar dari Abyssinia ke China untuk mendakwahkan Islam. Ada juga yang menyebut kalau Islam masuk ke China dibawa oleh Sa’ad bin Abi Waqqash. Hampir sama dengan versi yang pertama, Sa’ad bin Abi Waqqash berlayar dari Abyssinia ke China untuk menyebarkan Islam pada tahun 616 M.
Setelah beberapa saat berada di China, Sa’ad balik ke Arab. Dan sekitar 20 tahun setelahnya Sa’ad kembali lagi ke China untuk meneruskan dakwahnya.
Dari semua versi yang ada, Ibrahim Tien Ying Ma menyebut bahwa yang paling valid adalah versi yang pertama. Di mana, Sa’ad dikirim Khalifah Utsman bin Affan untuk memimpin delegasi ke China untuk mendakwahkan Islam pada tahun 615 M, atau sekitar 20 tahun setelah wafatnya Rasulullah.
Dalam buku History of China karya Ivan Taniputera, rombongan Muslim itu diterima dengan baik oleh Kaisar Yong Hui dari Dinasti Tang. Kaisar China juga menunjukkan toleransinya. Dia memperbolehkan delegasi umat Islam tersebut tidak melakukan tradisi penyembahan di hadapan kaisar. Sang Kaisar paham bahwa umat Islam tidak melakukan penyembahan terhadap manusia.
Tidak hanya itu, Sang Kaisar China juga mengizinkan delegasi yang dipimpin Sa’ad bin Abi Waqqash itu untuk mendirikan tempat ibadah, masjid. Maka dibangun lah sebuah masjid agung pada 742 M. Masjid itu bernama Masjid Huaisheng atau dikenal dengan Masjid Sa’ad bin Abi Waqqash di Provinsi Guanzhou.
Dikutip dari nu.or.id, masjid yang dibangun di atas lahan seluas 5 hektare itu menjadi salah satu masjid tertua di China. Konon, Sa’ad bin Abi Waqqash menyebarkan Islam kepada masyarakat China hingga akhir hayatnya. Makamnya dikenal dengan Geys’ Mazars. Versi lain menyebutkan bahwa Sa’ad bin Abi Waqqash wafat di Aqiq, sekitar 18 mil dari Madinah dan dimakamkan di Baqi’. [merdeka.com]