Horor Teroris Serang Kantor Polisi, Sempat Titip Duit Makam Sendiri

oleh
oleh
4606a2fe-be14-400c-967b-4909cc5d2c94

Jakarta, KRSUMSEL.COM – Tragedi horor menimpa Markas Polisi Sektor (Mapolsek) Daha Selatan pada dini hari. Seorang teroris bersenjata tajam membabi buta menyerang polisi. Si teroris memang sudah berniat mati konyol, uang liang lahat untuk diri sendiri bahkan telah disiapkannya.

Pelaku teror itu adalah pria dewasa tak beranak-istri, insialnya AR. Berdasarkan keterangan polisi, AR menitipkan uang kepada orang tuanya untuk biaya penguburan dirinya.

“Pelaku sebelum melakukan aksinya pamit kepada orang tuanya dan memberikan uang Rp 1,8 juta untuk biaya pemakamannya. Pelaku masih bujangan,” kata Kabid Humas Polda Kalsel Kombes Mochamad Rifa’i, Senin (1/6).

Dengan bekal pedang ala kaum samurai, AR kemudian bergerak ke Mapolsek Daha Selatan, Kalimantan Selatan, di malam kelam. Sesampainya di lokasi sasaran, dia membakar mobil polisi yang biasa digunakan untuk berpatroli menjaga keamanan orang banyak.

“Pelaku membakar mobil, mobil dinas patroli Polsek,” kata Rifa’i. Ada jerikan di dekat lokasi, bau bensin juga tercium.

Mobil disulut api, orang ini melangkah ke bagian Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Mapolsek Daha Selatan. Pada Senin (1/6) pukul 02.15 WIB dini hari, kengerian itu dimulai.

Di SPKT, ada Kepala SPKT Brigadir Leonardo Latupapua, Kanit Intel Brigadir Djoman Sahat Manik Raja, dan Bripda Azmi. Tiga orang ini sedang piket jaga malam.

Bripda Azmi mendengar suara ribut di ruang SPKT. Setelah Bripda Azmi tiba di SPKT, dia melihat Brigadir Leonardo terluka akibat bacokan. Bripda Azmi dan Brigadir Djoman lantas menolong Brigadir Leonardo.

Namun tiba-tiba AR menyerang Azmi dan Djoman Sahat dengan membabi buta. “Pelaku mengejar anggota yang mendatangi ruang SPKT tersebut dengan senjata tajam jenis samurai,” kata Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Ahmad Ramadhan.

Azmi mampu menghindari tebasan samurai, namun Djoman Sahat mengalami luka. Mereka kemudian berlari untuk menyelamatkan diri ke ruang Unit Intel dan mengunci pintu ruangan dari dalam sambil menelepon ke Polres Hulu Sungai Selatan. Saat bantuan dari Polres Hulu Sungai Selatan tiba di tempat kejadian perkara (TKP), AR masih bersembunyi di ruang Unit Reskrim. AR yang sudah berada di tengah kepungan aparat lalu diminta namun tidak mau.

Akhirnya polisi menembak pelaku. AR kemudian dievakuasi ke RSUD Hasan Basry Kandangan dan meninggal saat hendak diberi pertolongan medis. Sementara itu akibat serangan AR, Brigadir Leonardo gugur.

Dari tangan AR, polisi menyita barang bukti satu buah samurai lengkap dengan sarungnya, bendera ISIS, satu unit sepeda motor, satu tas pinggang warna hitam. Polisi juga menyita lembar kertas surat bertulis tangan dengan ajakan jihad, satu kunci sepeda motor, satu jerigen isi 5 liter warna putih dengan bau bensin.(*)

SUMBER