PALEMBANG, KRSUMSEL.com – Tiga orang pemalak yang biasa beraksi di Pasar 16 Ilir, dibekuk Tim Resmob Satreskrim Polrestabes Palembang.
Sanjaya (40), Ali (21) dan Jumadi (19), warga Seberang Ulu (SU) II, diamankan setelah meminta uang secara paksa ke sejumlah ruko di Pasar 16 Ilir.
“Banyak laporan masyarakat, bahwa ada sejumlah orang yang kerap meminta uang secara paksa di Pasar 16 Ilir,” kata Kasatreskrim Polrestabes Palembang, AKBP Nuryono melalui Katim Resmob, Aipda Agus Akbar, Rabu (20/5/2020).
Mendapat laporan masyarakat, Tim Resmob langsung melakukan pengintaian di sejumlah ruko yang kerap diminta uang oleh ketiga tersangka.
Benar saja, saat tiba di lokasi yang dimaksud, ketiga pelaku kedapatan sedang meminta uang di salah satu ruko.
“Tiga orang ini, dua orang Ali dan Jumadi minta uang ke pedagang. Sanjaya ini mandornya, dia yang nyuruh dan mendapat bagian dari hasil pemalakan,” terang Agus.
Ketiga tersangka pun tak berkutik saat diciduk petugas.
Menurut Agus, saat mengamankan ketiga tersangka, tercium bau minuman keras dari ketiganya.
“Tersangka Ali mengakui dia di bawah pengaruh minuman keras. Warga juga banyak yang melapor ketakutan kalau melihat tiga orang ini memalak sambil mabuk,” terang Agus.
Ketiga tersangka pun lalu digiring ke Mapolrestabes Palembang beserta barang bukti uang hasil pemalakan sebesar Rp 244 ribu dan beberapa lembar amplop.
“Ketiga tersangka masih dilakukan pemeriksaan terkait perbuatan mereka,” tukas Agus.
Sementara tersangka Ali mengakui perbuatannya kerap meminta uang.
Namun ia membantah melakukan hal tersebut secara paksa.
“Saya hanya minta seikhlasnya. Dikasih atau tidak, ya seikhlasnya,” kata Ali.
Saat melancarkan aksi mereka, Ali dan kedua rekannya menyerahkan amplop ke pedagang, dengan harapan amplop tersebut diisi uang.
Informasi yang dihimpun, ketiga orang ini menyerahkannya amplop seraya memaksa pedagang agar memberikan sejumlah uang.
Namun lagi-lagi mereka membantah.
“Saya bilang ke pedagang, mau lebaran kami minta THR. Silakan kalau ada taruh saja uangnya di amplop. Kalau tidak ada, ya tidak apa. Kami tidak maksa,” kata dia. (****)